Skip to main content

SPIKE ISLAND: MOVIE REVIEW

SPIKE ISLAND: MOVIE REVIEW

 

Spike Island, sebuah taman di Widnes, Halton, Barat Laut Inggris. Pulai ini adalah pulau buatan antara Kanal Sankey dan muara Sungai Mersey yang berisi taman, hutan, lahan basah, dan jalan setapak. Itu terletak di sebelah Catalyst Science Discovery Center, sebuah museum sains dan teknologi interaktif.

 

Spike Island berada di pusat industri kimia Inggris selama revolusi industri. Pada tahun 1833, Widnes Dock, dermaga rel ke kapal pertama di dunia dibangun di pulau ini. Pada tahun 1848, John Hutchinson membangun pabrik kimia pertama di Widnes di pulau itu. Industri kimia di Widnes berkembang pesat setelahnya. Pada tahun 1970-an tidak ada pabrik kimia yang masih berfungsi, dan sejak tahun 1975 pulau itu dibersihkan dan dialihkan untuk tempat rekreasi umum.

 

 

Tetapi rupanya Spike Island memiliki cerita menarik di musim panas tahun 1990. The Stone Roses band asal Manchester yang di nahkodai oleh Ian Brown menggelar konser yang sangat gemilang dan bersejarah. Konser yang bersejarah ini menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi Mat Whitecross, seorang sutradara, editor, dan penulis skenario film asal Inggris. Mat Whitecross dikenal atas karyanya yaitu The Road to Guantánamo, film biografi Ian Dury Sex & Drugs & Rock & Roll, dan film dokumenter musik Oasis: Supersonic dan juga Coldplay: A Head Full of Dreams.

 

Lupakan The Road to Guantanamo, Supersonic dan A Head Full of Dreams, karena pada kali ini kita bakalan ngulas sedikit cerita karya Mat Whitecross dalam film yang berjudul “Spike Island”. Melihat dari judulnya, pikiran kita akan langsung tertuju pada konser music yang digelar oleh The Stone Roses pada tahun 1990. Tetapi rupanya tidak seperti itu, film ini bukanlah film dokumenter musik seperti Supersonic dan A Head Full of Dreams. Film yang rilis pada tahun 2013 ini menceritakan kelima anak muda asal Manchester yang tergila-gila pada sosok kuartet asal Manchester juga yaitu The Stone Roses.

 

 

Film ini menceritakan tentang mimpi kelima pemuda asal red bricks, Manchester yang sangat amat mencintai The Stone Roses. Dilatar awal film ini permainan sepak bola yang seolah-olah menjadi salah satu gambaran permainan yang biasa dimainkan oleh mereka, sepatu trainers, celana baggy, anorak, stripe tees, bucket hat dan potongan rambut ala pemuda Inggris tahun 90-an menjadi pembuka dan gambaran dari film ini sepenuhnya.

 

Gary Titchfield a.k.a Tits yang menjadi pemeran utama dalam film ini ditemani dengan keempat sahabatnya, dan Dodge yang menjadi salah satu teman kecilnya yang selalu ada disampingnya dan juga kedua teman lainnya. Kelima pemuda asal Manchester ini membentuk sebuah grup band yang dimana mereka belum bisa memainkan alat musik ketika mereka membentuk grup band tersebut, mereka memanggil nama band nya dengan sebutan “Shadow Caster”.

Bagi Titchfield dan teman-temannya, The Stone Roses adalah band terhebat di dunia, tidak ada yang dapat bersanding dengan mereka. Kelima pemuda ini berlaga seperti The Stone Roses, mulai dari cara jalan, cara berbicara dan berpenampilan seperti The Stone Roses bahkan mereka merasa seperti Ian Brown dkk.

 

Kelima anak ini dikenal dengan tingkahnya yang nakal, sering membuat gaduh dan menjadi pemicu kericuhan disekolah mereka. Mereka memiliki rencana besar untuk menghadiri konser The Stone Roses di Spike Island pada musim panas tahun 1990. Mereka sangat berharap dapat hadir dalam konser The Stone Roses di Spike Island, Keith Teeth menjadi orang yang sangat mereka andalkan untuk mendapatkan tiket konser tersebut, tetapi ketika ke empat teman Titchfield mencari Ketih Teeth, mereka tidak dapat menemuinya, dan mereka sangat kesal.

 

Tetapi hal itu tidak menyurutkan niat mereka untuk bertandang ke Spike Island. Mereka menggunakan mobil milik paman tits setelah berhasil mengelabui pamannya.  Mereka melakukan perjalanan dengan sangat senang, meskipun sempat tersesat dan akhirnya mereka mengunjungi salah satu mini market untuk melihat peta.

 

Hambatan kembali menghampiri mereka ketika mobil van yang mereka gunakan kehabisan bahan bakar dan mereka memutuskan untuk berjalan kaki menuju Spike Island. Tetapi rupanya ditengah perjalanan mereka menemukan sebuah bus yang juga akan melakukan pemberangkatan ke Spike Island dan mereka menyelundup dalam bagasi bus tersebut. Sesampaiya di Spike Island, mereka dikejar oleh supir bus karena menumpang tanpa izin, dan sialnya lagi, mereka kehilangan Penfold, salah satu dari bagian mereka.

 

Setelah kehilangan Penfold, mereka mencoba menunggunya di akses pintu utama, dan mereka mencoba masuk kedalam venue setelah menyebutkan beberapa nama, tapi rupanya mereka kembali gagal untuk masuk kedalam venue. Setelah beberapa lama, Titchfield dan kawannya bertemu dengan Sally Harris yang terpisah dengan teman-temannya. Sally Harris memberikan tiketnya pada Dodge salah satu teman Titchfield yang sangat ambisius untuk menyaksikan The Stone Roses.

 

Dave Famous, salah satu personil The Palaver yang juga menjadi orang yang Titchfield benci memberi informasi bahwa gerbang parkiran telah dirobohkan dan mereka bisa masuk ke venue melalui jalan itu. tetapi lagi-lagi nihil, benteng yang mengelilingi venue tidak dapat mereka lewati dan mereka hanya bisa mendengarkan dentuman bass yang dimainkan oleh Mani, dibalik kokohnya benteng yang memisahkan mereka dengan aksi panggung The Stone Roses, tetapi mereka menikmatinya dengan sangat hikmat dan larut dalam kesenangan.

Seusai pertunjukkan selesai, mereka bertemu dengan Uncle Hairy yang juga sekaligus menjadi pemilik mobil van yang mereka gunakan, selain bertemu dengan Uncle Hairy, mereka juga bertemu dengan Ste, kakak dari Titchfield, Penfold juga berhasil mereka temukan setelah mereka mengetahui bahwa Penfold menyebrangi sungai untuk dapat hadir disana.

 

Kisah kehidupan keluarga diantara kelima anak nakal ini menjadi drama yang cukup menarik, kisah cinta, api cemburu dan kekuatan pertemanan menjadi hal menarik yang dapat kita saksikan dalam film garapan Mat Whitecross.

 

 

Penulis: Rifqi Maulana

Comments

Be the first to comment.

Your Cart

Your cart is currently empty.
Click here to continue shopping.
Thanks for contacting us! We'll get back to you shortly. Thanks for subscribing Thanks! We will notify you when it becomes available! The max number of items have already been added There is only one item left to add to the cart There are only [num_items] items left to add to the cart