Representasi Over Proud Dalam Derby Tamanchester

Representasi Over Proud Dalam Derby Tamanchester

 

Sepak bola, salah satu olah raga yang memiliki penikmat yang sangat banyak ini memang menjadi permainan yang syarat dengan intrik dan fanatisme yang ada didalamnya. Berbagai elemen masyarakat dapat menjadi bagian dalam olah raga ini. Tidak hanya menjadi suporter, tidak sedikit juga masyarakat yang terlibat langsung dalam permainan olah raga ini. Sepak bola menjadi sesuatu yang cukup penting dalam suatu lingkungan masyarakat. Tidak hanya sebagai permainan, sepak bola menjadi suatu media untuk mempertahankan kehormatan hingga kewibawaan. Berbagai cara untuk mempertahankan harga diri banyak dilakukan oleh para pelaku dalam dunia sepak bola ini. Setelah menjamur menjadi permainan yang sangat digilai oleh masyarakat luas, sepak bola bertransformasi menjadi permainan yang dapat dimainkan oleh siapa saja, mulai dari kaum borjuis hingga kaum proletariat.

 

Kota Bandung menjadi salah satu kota yang memiliki animo yang sangat besar pada dunia sepak bola. Tidak hanya Persib Bandung, banyak tim sepak bola tersebar diberbagai daerah yang berada di kota kembang ini, mulai dari tim-tim independen yang membawa nama daerah hingga nama Institut atau Universitas dimana tempat mereka menuntut ilmu. Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat rasanya tidak mungkin ketika salah satu kota besar tidak memiliki animo yang cukup besar dalam dunia sepak bola. Tidak memperdulikan strata ekonomi hingga status sosial, sepak bola hadir dengan rasa suka cita yang diterima dengan sangat meriah oleh masyarakat ibu kota provinsi Jawa Barat ini.

 

Salah satu daerah yang menjadi saksi sejarah berdirinya kota Bandung adalah Tamansari. Pada tahun 1920an, para arsitek yang merancang dan menata kota Bandung memiliki rencana untuk menjadikan sebuah kawasan sebagai kebun terbuka dan juga hutan kota bagi masyarakat umum. Kawasan yang dimaksud adalah kawasan yang diberi nama Lebak Gede yang dalam Bahasa Indonesia berarti lembah besar. Lembah ini dilewati oleh Sungai Cikapundung. Di bagian selatan dari sungai ini, para arsitek membangun sebuah taman botani, yang terdiri dari berbagai macam tanaman, dan pepohonan, yang diberi nama Jubileumpark. Jubileumpark inilah yang menjadi asal muasal daerah Tamansari di kota Bandung. Di dalam Tamansari, dibangun juga sebuah jalan yang menjadi batas selatan dari Lebak Gede yang disebut dengan Jalan Huygenweg, yang saat ini juga diberi nama Jalan Tamansari.

 

Saat ini, Jalan Tamansari dikenal karena memiliki tiga kampus ternama yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Pasundan dan Universitas Islam Bandung, selain daripada itu Tamansari juga dikenal dengan hutan kota Bandung Babakan Siliwangi yang merupakan nama baru dari Lebak Gede. Tetapi lupakan Institut Teknologi Bandung, karena rupanya Universitas Pasundan dan Universitas Islam Bandung yang melatar belakangi Derby Tamanchester ini. Salah satu daerah yang memiliki pemukiman dengan penduduk yang cukup padat menjadikan Tamansari banyak memiliki cerita unik. Sebagai salah satu daerah dengan penduduk yang padat menjadikan penduduk Tamansari terkesan “bronx” atau biasa kita kenal dengan “negara beling” dan rupanya hal ini juga mempengaruhi sebagian kecil mahasiswa yang tinggal atau berada dilingkungan tersebut. Mahasiswa Universitas Pasundan dan Universitas Islam Bandung menjadi salah satu mahasiswa yang sering menghabiskan waktunya sehari-hari di Tamansari ini. Lalu bagaimana Derby Tamanchester ini bisa terjadi? Mari kita simak ulasannya.

 

Derby Tamanchester ini dilatar belakangi oleh gengsi mahasiswa dari kedua Universitas yang hanya berjarak 160 meter yaitu Universitas Pasundan dan Universitas Islam Bandung. Memiliki latar belakang lingkungan sosial yang berbeda menjadikan derby ini terkesan memiliki ketimpangan yang juga sangat berbeda dimana Universitas Pasundan yang berada dikawasan selatan yang memiliki lingkungan elite dengan lingkungan sosial yang dipenuhi dengan pusat perbelanjaan sedangkan Universitas Islam Bandung yang berada didaerah utara yang diwakili dengan kawasan padat penduduk yang dipenuhi dengan masyarakat yang terkesan “bronx”. Selain daripada itu, Derby Tamanchester ini juga dilatar belakangi oleh kedua mahasiswa dari dua Universitas ini yang mengadopsi budaya pergerakan anak muda dari kota Manchester yaitu Madchester, bahkan mereka juga tidak jarang mendengarkan musik dari band-band dari subkultur Madchester ini.

 

 

Berawal dari sekumpulan mahasiswa Universitas Pasundan yang membentuk tim sepak bola yang mereka beri nama Stone Park sedangkan sekumpulan mahasiswa Universitas Islam Bandung membentuk juga tim sepak bola yang mereka beri nama Gurusuk FC. Kedua kakak beradik yang terlahir dari Rahim ibu yang bernama Huygenweg ini rupanya memiliki persaingan yang sangat ketat. Kedua anak ini rupanya tidak ada yang mau mengakui kelemahannya. Gayung bersambut, kedua kakak beradik ini bertransformasi dengan memiliki regenerasi yang tetap menjaga karakter dan harga diri dari pendahulunya. Kedua anak ini memiliki generasi baru yang terlahir dengan nama FC Hamburg Parab sebagai regenarasi dari Gurusuk FC dan Club Footbirds regenarasi dari Stone Park yang lebih awal memiliki regenerasi.

 

 

Kedua anak dari Huygenweg ini menempati homebase yang sama walaupun mereka belum memiliki stadion sendiri mereka sering bermain di stadion sewaan. Hal ini membuat mereka sering berpindah-pindah ketika melakoni laga kandangnya. Selain daripada memiliki homebase yang sama, mereka juga merepresentasikan kedua anak yang terlahir di jantung kota.

 

Seiring berjalannya waktu kedua regenerasi ini sering bertemu dalam beberapa gelaran pertandingan sepak bola lokal. Sang adik melabeli dirinya dengan nama Maung Salatri sedangkan si tua melabeli dirinya dengan sebutan Jelema Burung. Rupanya dalam beberapa pertemuan terakhir si Maung Salatri ini lebih banyak memenangi pertandingan dalam gelaran yang menemukan mereka berdua dan si tua yang beberapa kali menelan kekalahan rupanya memiliki nasib yang sial dalam karirnya. Tetapi hal ini tidak membuat persaingan mereka memudar, mereka selalu berada bersebelahan pada klasemen dimana terkadang si Maung Salatri berada diposisi pertama ataupun si tua yang memimpin klasemen.

 

 

Pertandingan yang mempertemukan kedua anak Huygenweg ini memiliki makna yang sangat berarti bagi kedua kakak beradik ini, pertandingan syarat gengsi demi mempertahankan harga diri ini tidak jarang memiliki tensi dan ritme pertandingan yang sangat cepat dan sesekali terlihat gesekan dari para pemain yang bertempur dilapangan hijau. Mereka rupanya menjadi sorotan dari beberapa tim ketika mengikuti gelaran pertandingan yang mereka lakoni dengan pemain andalan mereka masing masing yaitu Perryball sebagai pemain tengah dari Club Footbirds sedangkan Thomas Danfort ujung tombak dari FC Hamburg Parab. Hal ini rupanya sangat amat mempengaruhi gengsi dan menjaga wibawa mereka dalam menentukan siapa pemilik Tamansari seutuhnya.

 

Pada pertemuan terakhir mereka yang terjadi pada 6 Desember 2020 di Inspire Arena dalam gelaran The Celebrate Unite menjadikan Derby Tamanchester ini semakin memanas. Tensi yang tinggi dengan ritme permainan yang cepat mewarnai laga ini. Pada suatu momen pemain belakang FC Hamburg Parab terlihat oleh wasit menarik baju dari ujung tombak Club Footbirds yang mengakibatkan baju dari penyerang Club Footbirds ini sobek dan FC Hamburg Parab mendapatkan hukuman penalti.

 

 

Pemain sayap dari si Jelema Burung ini mengambil eksekusi tendangan penalti tersebut, namun ia gagal menyarangkan bola kedalam jala si Maung Salatri dan hal ini membuat pasukan Maung Salatri kembali siap menerkam sayap dan bagian tubuh dari si Jelema Burung. Tetapi si tua rupanya tidak mau larut dalam keterpurukan. Skuad si Jelema Burung ini menguasai lapangan tengah dengan kicauan merdunya dan terlihat beberapa kali skuad si Maung Salatri terlihat kewalahan menghadapi kicauan burung tengil ini. Gemuruh suporter dari kedua anak Huygenweg ini menambah riuhnya jalan pertempuran tersebut. Peperangan terus terjadi diatas lapangan hijau dan si tua berhasil menyarangkan bola kedalam jala si Maung Salatri, tetapi rupanya si adik yang keras kepala menganggap gol ini mengandung offside dan tidak sah, namun wasit berkata lain dengan tidak menghiraukan protes berlebih dari si Maung Salatri.

 

 

Pasukan Maung Salatri yang terlihat sangat kesal ini menaikkan ritme dan tensi pertandingan yang lebih membara dengan serangan yang sporadis. Beberapa peluang diciptakan oleh skuad si Maung Salatri ini dan pada menit akhir mereka mendapatkan peluang emas ketika penyerang FC Hamburg Parab berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang Club Footbirds, tetapi sialnya ujung tombak sikeras kepala ini gagal memuaskan hasrat berburunya dan pertandingan berakhir 1-0 dengan kemenangan bagi si Jelema Burung.

 

 

Rupanya pada kali ini si tua berhasil menguasai teritori dari Tamansari dengan torehan tersebut si Jelema Burung berhak menyandang gelar dan menghiasi Tamansari dengan warna kuning beserta kicauan burung yang terdengar sangat keras dikuping si Maung Salatri. Setelah dipecundangi oleh si tua akankah si Maung Salatri membalas kekalahannya? Atau si Jelema Burung akan mempertahankan kejayaannya? Rupanya Huygenweg akan menjawab semua pertanyaan ini dengan memilih warna mana yang lebih cocok baginya, kuning ataupun biru tua akan selalu mewarnai pertempuran yang menentukan siapa The King of Tamansari sebenarnya dan seutuhnya.

 

 

 

 

Penulis: Rifqi Maulana

avanafil

buy avana avanafil 200

alprostadil 40mcg/cartridge inj system

alprostadil injection where to buy https://alprostadildrugs.com/ trimix v alprostadil

tadalafil max dose

tadalafil 40 mg from india https://elitadalafill.com/ tadalafil 30 mg

sildenafil india pharmacy

sildenafil 50mg tablets coupon https://eunicesildenafilcitrate.com/ sildenafil otc usa

self life of vardenafil

buy vardenafil online without presciption https://vegavardenafil.com/ vardenafil cost

Assepeessequets

hollywood casino [url=https://onlinecasinogameslots21.com/ ]bigfish casino online games [/url] foxwoods online casino free casino games slot machines https://onlinecasinogameslots21.com/

Your Cart

Your cart is currently empty.
Click here to continue shopping.