DEATH MATCH: Aroma Kematian Dalam Suatu Pertandingan

DEATH MATCH: Aroma Kematian Dalam Suatu Pertandingan

Invasi Jerman pada Perang Dunia memang terlihat tanpa ampun. Otak nakal nan keji dari Adolf Hitler memang sangat amat terasa. Atmosfer pembantaian menjadi sesuatu yang sangat kental dengan apa yang dilakukan oleh sosok satu ini. Namun rupanya kekejian Adolf Hitler tidak hanya ketika ia berada di medan perang atau dibalik layar beberapa serangan yang Jerman lakukan pada masa itu.

 

Sebagai salah satu politisi yang mencintai dunia sepak bola, Adolf Hitler melakukan berbagai cara untuk mempertontonkan kekuasaannya. Seperti salah satunya adalah ketika ia melancarkan serangan dan membombardir Inggris yang dikenal dengan istilah 'The Battle of Britain', banyak stadion milik klub-klub liga primer yang turut menjadi korban akibat kebengisan Nazi. Konon, anekdot di daratan Inggris menyebut alasan utama pengeboman stadion-stadion itu adalah bertujuan untuk melemahkan kekuatan klub-klub Inggris sehingga tidak mampu membangun klub sepak bola yang dapat berbicara banyak di kancah sepak bola Eropa, khususnya tidak dapat menandingi kekuatan Jerman, hal inilah yang menjadikan Adolf Hitler mendapat julukan sebagai suporter sepakbola terburuk, menurut polling yang dilakukan oleh The Times, surat kabar asal Inggris.

Namun tidak hanya Inggris, negara yang menjadi korban dari kebengisan Adolf Hitler juga adalah Ukraina. Tujuh puluh dua tahun yang lalu, tepatnya pada 9 Agustus 1942, klub sepak bola Jerman yang terdiri dari pasukan bersenjata merasa tertantang oleh kekuatan klub sepak bola yang bernama FC Start.

 

FC Start memang bukan klub yang bergelimang harta atau juga klub dengan syarat akan sejarah yang panjang seperti klub sepak bola lainnya. FC Start berdiri berdiri dua tahun setelah Perang Dunia Kedua. Pada tahun 1941, perhelatan sepak bola Uni Soviet terganggu oleh gemuruh tank Nazi yang menyerang. Dynamo Kiev adalah salah satu klub sepak bola terkuat di Uni Soviet pada saat itu, tetapi klub asal ibu kota Ukraina tersebut dibubarkan setelah pendudukan Jerman, seperti yang terjadi pada klub olahraga lainnya. Pemain tercerai-berai, sebagian pergi berperang, sebagian lagi masih dijadikan tawanan perang, sepak bola tidak penting dalam menghadapi perjuangan yang sedang berlangsung pada saat itu.

 

Namun, sepak bola tidak semerta merta dilupakan, begitu pula Dynamo Kiev. Sosok yang masih memiliki semangat perjuangan melalui sepak bola adalah mantan penjaga gawang Dynamo, Nikolai Trusevich yang mulai menghidupkan kembali sepak bola Soviet setelah kembali ke Kiev setelah bertugas di Red Army (Angkatan bersenjata yang pertama didirikan oleh kaum Bolshevik selama Perang Saudara Rusia pada 1918.) Setelah mendapatkan pekerjaan di toko roti Kiev, Trusevich mencari mantan rekan satu klubnya untuk membentuk klub baru, yang kemudian diberi nama FC Start.

 

FC Start

Sebagian besar skuad FC Start diperkuat oleh beberapa pemain Dynamo yang syarat akan pengalaman, seperti Alexei Klimenko, bek muda yang sangat bersemangat dan cukup ganas ketika menjegal pemain lawan, Mikhail Sviridovsky, Fyodor Tyutchev, Mikhail Putistin dan Nikolai Korotkykh. Ujung tombak dari klub yang diprakarsai oleh pegawai pabrik roti ini pun adalah Nikolai Makhinya, Pavel Komarov, Ivan Kuzmenko, sosok striker yang sangat produktif yang siap merobek jala gawang lawan dengan tendangan yang sangat keras dan Makar Goncharenko. Tidak hanya itu, tiga pemain Lokomotiv Kyiv, klub dengan kaliber dan status yang sama, klub ibu kota. Mereka adalah Mikhail Melnik, Vladimir Balain dan Vasily Sukharev.  Mengingat pelarangan FC Dynamo Kyiv oleh Nazi Jerman karena klub sepak bola itu diyakini dibentuk oleh Uni Soviet, para pemain secara simbolis memilih nama Start, yang memiliki makna dan arti sebagai awal baru sepak bola Ukraina. Secara tersirat klub ini jelas mewakili awal yang baru dan sangat apolitis. Fyi, pada saat itu Ukraina dikenal dengan nama RSS Ukraina (Republik Sosialis Soviet Ukraina) merupakan nama bagi Ukraina saat masih menjadi bagian dari Uni Soviet.

 

Rekam Jejak FC Start

Pertandingan pembaptisan yang digelar di stadion Start atau yang biasa dikenal dengan nama stadion Zenit, mereka melawan Hongaria dan berhasil membuktikan keberhasilan mereka dengan memenangkan pertandingan dengan skor 6-2. Beberapa hari kemudian, mereka kembali melakoni laga dan lagi-lagi, mereka berhasil mengalahkan klub garnisun (sebutan untuk sekelompok pasukan yang bertempat di suatu lokasi, dan bertujuan untuk mengamankannya) Rumania di Zenit 11-0. Perlahan, Nova Ukrainksi Slovo (media Ukraina pada saat itu) mulai meliput dan menyoroti permainan FC Start.

 

Ketika moral dan kepercayaan diri warga Ukraina mulai meningkat dengan setiap kemenangan FC Start berikutnya, Jerman sebagai penguasa baru yang menduduki Ukraina mulai mengatur jalannya pertandingan dengan biaya masuk. Lima rubel, nominal yang cukup besar tidak menghentikan warga Ukraina untuk datang karena pertandingan FC Start satu-satunya harapan mereka untuk melarikan diri, meskipun hanya melalui pertandingan sepak bola.

 

Berkat aksi gemilang para punggawa FC Start yang menambah semangat daya juang warga Ukraina, Jerman merasa tertantang dan harus mengakhiri semuanya. Namun rupanya FC Start berhasil mengalahkan klub Jerman yang kala itu bertanding melawan mereka, PGS (satuan militer) dengan skor telak 6-0, semangat Jerman menuju permainan mulai berubah.

Jerman merasa dipecundangi oleh FC Start, klub itu tidak hanya tak terkalahkan, tetapi juga dengan cepat mempertahankan reputasi mereka sebagai pahlawan rakyat. Sebagai tanggapan, Jerman dengan cepat mengamil tindakan dengan membentuk klub Flakelf, tim Luftwaffe (cabang peperangan udara dari pasukan Wehrmacht Jerman selama Perang Dunia II) resmi Jerman, yang terdiri dari ras arya murni dan sempurna kala itu. Lingkaran Luftwaffe yang melayang di atas klub Flakelf menambah aura tak terkalahkan dan personifikasi superioritas ras murni. Bukan serta merta hanya kalah dalam pertandingan, tujuannya dibentuknya klub ini adalah untuk menyingkirkan Kiev dari kekuatannya tanpa menembak atau memenjarakan mereka yang bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi.

 

Pertandingan antara Flakelf dan FC Start berlangsung pada 6 Agustus 1942, namun rupanya semuanya berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan, FC Start berhasil membungkam omong kosong Jerman dengan skor telak 5-1. Kekalahan itu jelas menjadi tamparan yang sangat keras yang mengakibatkan filosofi Hitler akan superioritas ras Arya dalam bahaya besar. Kesempurnaan ras Arya menyiratkan keunggulan dalam segala hal, terutama dalam bidang olahraga.

 

Balas dendam rupanya harus segera terbalaskan, kekalahan Flakelf dari FC Start menghasilkan pukulan keras dan signifikan yang harus dibalas oleh Nazi. Pertandingan ulang dijadwalkan pada hari Minggu tanggal 9 Agustus, dan tanda-tanda yang memperingatkan masyarakat Ukraina dari perhelatan laga itu dirasa cukup mengganggu kota. Selebaran yang berisikan informasi mengenaai pertandingan yang bernuansa balas dendam itu dicetak secara simbolis di atas kertas yang sama dengan pengumuman resmi Nazi pada biasanya, dan di bawah kata "sepak bola" tertulis kata "balas dendam" dengan ukuran yang sama dan menonjol. Hal ini secara tidak langsung membuat hiburan yang semestinya dapat dinikmati oleh khalayak luas berubah menjadi agenda politik.

 

Pertaruhan Harga Diri di Atas Lapangan

Sebelum pertandingan berlangsung, seorang pria berseragam SS memasuki ruang ganti FC Start dengan pesan yang mengandung ancaman. Pria itu sangat fasih ketika berbicara dengan menggunakan bahasa Rusia, kemungkinan besar hal ini ditujukan kelancaran komunikasi yang ingin Jerman sampaikan. Dalam beberapa kata ia mengatakan “Saya adalah wasit pertandingan hari ini. Saya tahu kalian adalah klub yang sangat bagus. Harap ikuti semua aturan, jangan melanggar aturan apa pun, dan sebelum pertandingan berlangsung sambut lawan kalian dengan cara kami'”. Maksud dari sambutan tersebut sangat jelas, mereka diperintahkan untuk memberi hormat dan "Heil Hitler" sebelum pertandingan. Selain daripada itu, Jerman mencoba memberikan ancaman yang serius agar pemain FC Start rela untuk bermain buruk dan menuai kekalahan.

 

Menanggapi ancaman tersebut, para pemain memutuskan, terlepas dari semua logika, bahwa menyia-nyiakan pertandingan adalah aib bagi sepak bola dan bagi Kiev. Begitu mereka sampai pada keputusan itu, mereka tampil dengan sepenuh hati. Menanggapi "Heil Hitler!" yang dilakukan oleh Flakelf, punggawa FC Start berpura-pura membalas, mulai mengangkat tangan mereka hanya untuk memukul dada mereka dan berteriak “FizcultHura!” dan mereka menentang apa yang wasit perintahkan.

 

Setelah itu semua berlangsung, FC Start mengerti bahwa wasit tidak akan melakukan terguran apa pun terhadap Jerman. Mereka tidak bisa melakukan apapun untuk membalas kecurangan yang Jerman lakukan pada pertandingan tersebut. Pertandingan yang diinisiasi oleh Jerman ini adalah pertandingan yang tidak adil. Agresi Jerman nyata dan teguh, beberapa mengklaim mereka membuat Trusevich pingsan selama beberapa menit, keuntungan yang cukup besar karena mereka berhasil mencetak gol beberapa menit kemudian. Baru setelah Kuzmenko mencetak gol dari jarak yang cukup jauh, permainan menunjukkan tanda-tanda menyamakan kedudukan. Sejak saat itu, keunggulan permainan FC Start tidak bisa dibongkar dengan agresi dan ketidakadilan. Memasuki menit akhir di babak pertama, mereka memimpin dengan skor 3-1.

 

Dalam ketegangan disaat waktu istirahat, banyak pengunjung yang mendatangi ruang ganti FC Start (termasuk Petugas SS) yang memperingatkan mereka tentang konsekuensi kemenangan yang sebelumnya telah diperingatkan. Namun, ketika babak kedua berakhir, FC Start rupanya tetap tidak terkalahkan dan mempertahankan harga diri mereka diatas tanah kelahirannya.

 

Ketika wasit meniup peluit sebelum 90 menit berakhir, skor 5-3 mengakhiri pertandingan ini dan FC Start kembali dapat membuktikan bahwa sepak bola dapat menjadi bagian dari perjuangan mereka. Kemungkinan Flakelf kalah jelas sangat tidak terbayangkan karena klub ini diperkuat oleh pasukan khusus Jerman yang dikhususkan untuk bermain sepak bola. Para pemain mereka berjabat tangan dan meninggalkan lapangan.

 

Akhir Yang Tragis

Suatu hari naas setelah pertandingan itu selesai, para pemain satu per satu dipanggil ke kantor Kordik, di mana seorang petugas Gestapo menunggu mereka dan mereka tidak pernah kembali pabrik roti maupun lapangan sepak bola, mereka dibawa ke markas Gestapo. Meskipun ditempatkan di sel yang berbeda, mereka masih bisa berkomunikasi melalui ekspresi dan pandangan. Interogasi yang menyiksa diikuti dengan harapan Jerman akan konsesi para pemain sebagai pencuri atau pengkhianat. Tidak ada yang menyerah.

 

Nikolai Korotkykh, pemain depan FC Start, disiksa sampai mati oleh Gestapo. Anggota klub lainnya dikirim ke Siretz, sebuah kamp kematian yang dimanipulasi sedemikian rupa yang terlihat sebagai kamp kerja paksa, dua hari setelah kematian Korotkykh. Hukuman yang mereka terima adalah hukuman mati, dan akhirnya terciptalah istilah Death Match yang hingga saat ini selalu dikenang oleh warga Ukraina.

 

Pada tanggal 24 Februari 1943, diputuskan bahwa tahanan ketiga akan ditembak di Siretz. Nasib ini menimpa Kuzmenko yang tidak lagi kekar dan momen tragis lainnya adalah ketika Trusevich meninggal dengan kaus kipernya. Goncharenko dan Sviridovsky melarikan diri. Nasib yang lain tidak diketahui dan sisanya, seperti yang mereka katakan, tertulis dalam catatan sejarah sebagai kisah pembangkangan sepakbola!

 

Saksi sejarah dalam pertandingan yang dikenal dengan Death Match ini diabadikan di area bangunan Start Stadium. Stadion ini menjadi saksi bisu betapa kejamnya pasukan Nazi menghabisi para pemain FC Start yang dengan terhormat berani mempertaruhkan nyawa mereka demi harga diri bangsa.

 

Meski stadionnya kini sudah tak terawat, namun ada sebuah monumen di Start Stadium yang dibangun sebagai tanda penghormatan bagi para pemain yang menjadi korban. Selain daripada itu, ada juga patung yang menggambarkan sosok pemain bertubuh kekar menendang bola kea rah tubuh garuda yang diyakini sebagai simbol perlawanan warga Ukraina terhadap Jerman.

Tragedi memilukan yang menimpa para pemain yang dilenyapkan oleh para penjajah ini membuktikan bahwa sepak bola dapat menjadi media bagi perlawanan suatu bangsa yang tidak sudi mengalah dalam aspek apapun termasuk olahraga, khususnya sepak bola. Bagi mereka, sepak bola dan harga diri bangsa memang terbukti lebih penting daripada hidup dan mati.

shmrg

Selebihnya masukan untuk editor, penjelasan singkatan-singkatan mohon dijelaskan terlebih dahulu di awal untuk selanjutnya dapat dilakukan pemakaian singkatan
Untuk penggunaan kata asing ada baiknya pakai huruf Italic sekaligus padanan dalam bahasa Indonesianya
Perbaikan beberapa typo juga boleh

Mantap prung

Your Cart

Your cart is currently empty.
Click here to continue shopping.