PRUNG INTERVIEW WITH CASS PENNANT : FORMER LEADER INTER CITY FIRM, WEST HAM UNITED F.C.

PRUNG INTERVIEW WITH CASS PENNANT : FORMER LEADER INTER CITY FIRM, WEST HAM UNITED F.C.

At this time, we meet with a humble person from London. He’s the famous former hooligan from London, England. This time we put some questions to him. We are pleased to introduce Cass Pennant. He’s a leader and former member from Inter City Firm, a diehard fan from West Ham United F.C.
(Saat ini, kami bertemu dengan orang yang rendah hati dari London. Dia adalah mantan hooligan yang sangat terkenal dari London, Inggris. Kali ini kami mengajukan beberapa pertanyaan padanya. Dengan bangga kami perkenalkan Cass Pennant. Dia adalah mantan anggota dan pemimpin dari Inter City Firm, penggemar fanatik dari klub sepak bola West Ham United F.C.)

Now he’s an author, filmmaker and owner from Old School FC, the clothing brand from England. We think Cass Pennant was one of the prototypal 80’s football Casuals subculture in England. Cass Pennant's story is remarkable given the level of football hooliganism that was booming during the 1970s, 1980s and early 90s in Great Britain. Cass Pennant share the moments with us in this interview.
(Sekarang dia adalah seorang penulis, pembuat film dan pemilik dari Old School FC, merek pakaian dari Inggris. Kami pikir Cass Pennant adalah salah satu dari prototipe subkultur Casuals football tahun 80-an di Inggris. Kisah Cass Pennant memang luar biasa mengingat tingkat hooliganisme sepak bola yang berkembang pesat selama tahun 1970-an, 1980-an, dan awal 90-an di Inggris Raya. Cass Pennant berbagi momen dengan kami dalam wawancara ini.)
In this interview we talk about the football Casual scene, book, film, clobber and more. So, let’s get this going, over to Rifqi and Cass Pennant, here we go.
(Dalam wawancara ini kami berbicara tentang football casuals, buku, film, clobber dan banyak lagi. Jadi, mari kita lanjutkan, ke Rifqi dan Cass Pennant, ini dia.)

RM: Hello Cass, how are you?
(Hello Cass, bagaimana kabarmu)
CP: Fine
(Baik)

RM: Can I know what’s your daily activity now?
(Boleh tahu apa kesibukanmu sekarang?)
CP: Promoting my new book “You’re Going Home in a Fucking Ambulance” and putting together a Spring collection for my clothing brand Old School FC
(Mempromosikan buku terbaru saya, You’re Going in a Fucking Ambulance dan menyusun koleksi Musim Semi untuk merek pakaian saya Old School FC)

RM: Would you share the story why you were interested in this Football Casuals subculture at   the first time?
(Bisakah kamu menceritakan ketika kamu tertarik dalam subkultur football casuals saat pertama kali?)
CP: It was part of what we was all doing at the time of our football going days
(Itu adalah bagian dari apa yang kami semua lakukan pada saat hari-hari sepak bola itu terjadi)

RM: Would you tell us about Inter City Firm?
(Bisakah kamu menjelaskan tentang Inter City Firm?)
CP: It’s the name of West Ham’s hardcore hooligan element that operated late 70s to early 80s.
(Itu adalah nama dari hardcore hooligan West Ham yang pernah aktif pada akhir 70-an hingga awal 80-an)
 

RM: Oh ya, why this firm called Inter City Firm?
(Oh ya, kenapa firm itu disebut Inter City Firm?)
CP: Its chosen route of travel to games was the unofficial way of travelling on the more expensive first class inter-city trains.
(Itu diambil dari rute kereta yang merupakan jalur tidak resmi yang membawa kami ke pertandingan-pertandingan kami dan harganya lebih mahal yang disebut Inter-City Trains)

RM: Does the ICF have a close relationship with the ICF Rangers? how the story about that?
(Apakah ICF memiliki hubungan dekat dengan ICF Ranger? Gimana ceritanya?)
CP: No story and no relationship with us, ICF Rangers had relations with Chelsea.
(Gak ada cerita dan gak ada hubungannya sama kita, ICF Rangers justru punya hubungan sama Chelsea)


RM: Please tell us about 80’s football casuals movement at the time? Example like as in groups, best dressed, biggest firm and best firms.
(Tolong jelaskan pada kami tentang pergerakan 80’s football casuals pada saat itu? seperti misalnya kelompok-kelompok, pakaian terbaiknya, firma terbesar dan firma terbaik)  
CP:  All this info is well documented in by books and also my documentary Casuals.
(Semua info itu terdokumentasikan dengan baik di buku saya dan sudah pasti di film dokumenter saya yang judulnya “Casuals”)

RM: What do you think about:
Forest Executive Crew
Bushwackers
Red Army
Baby Squad
Zulu Warriors
(Pendapatmu mengenai FEC, Bushwackers, Red Army, Baby Squad, Zulu Warriors)
CP: All good firms on their day, I have clashed with them all.
(Semuanya firm yang bagus pada saat itu, saya pernah mengalami perkelahian dengan mereka semua)

RM: We know you write a lot of books and talk about football casuals and the history of violence, what attracted you to writing books?
(Kita tahu kamu menulis banyak buku yang bercerita tentang football casuals dan sejarah tentang kekerasan, apa ketertarikan kamu dalam menulis buku?)
CP: I felt society did not understand what was going on and who we are, too many educated experts writing about our world from the outside looking in. The world they describe is not the one I was in so I would write our story and world as a voice of authentication.
(Saya merasa masyarakat tidak mengerti apa yang sedang terjadi dan siapa kita, terlalu banyak ahli terpelajar yang menulis tentang dunia kita dari luar melihat ke dalam. Dunia yang mereka gambarkan bukanlah dunia saya sehingga saya akan menulis cerita dan dunia kita sebagai sebuah suara otentifikasi.)

Of the many books you have written, which one do you think is the most memorable?
(Dari beberapa buku yang kamu tulis, buku mana yang paling berkesan?)
CP: My first book about my life as that is the one I never gave up with trying to get published, when it did get published it became a bestseller then later was made a movie.
(Buku pertama saya adalah tentang hidup saya, dimana saya tidak pernah menyerah dan mencoba untuk diterbitkan, ketika diterbitkan itu menjadi buku terlaris yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah film.)

RM: Aside from you wrote the book, we know you involved some of film production, what the story about that?
(Selain menulis buku, kami tahu kamu terlibat dalam beberapa produksi film, gimana ceritanya?)
CP: The film director Jon S. Baird who made my film said at the end of making CASS that I would make a good film producer after we worked together on my film. I was with own book publishing company Pennant Books and after publishing 50 titles I moved into setting up my film company to make Casuals.
(Sutradara film Jon S. Baird yang membuat film saya mengatakan pada akhir pembuatan film “CASS” bahwa saya akan menjadi produser film yang baik setelah kami bekerja sama dalam film saya. Saya bekerja dengan perusahaan penerbit buku sendiri yaitu PENNANT BOOKS dan setelah menerbitkan 50 judul, saya pindah untuk mendirikan perusahaan film saya untuk membuat Casuals.)

RM: Are all the films you've worked on based on true stories?
(Apakah semua film yang kamu kerjakan diambil dari kisah nyata?)
CP: Yes, I don’t do fiction, all my work is based on a truth or comes from a true story but in film you can mix things up a bit using scenes of fiction to deliver or make a point in the story the film is telling.
(Ya, saya tidak pernah menggarap film fiksi, semua yang saya kerjakan berasal dari cerita asli atau datang dari kisah nyata tapi di dalam film kamu dapat sedikit mencampuradukkan dan menggunakan adegan fiksi untuk menyampaikan atau menekankan cerita yang diceritakan film tersebut.)

RM: Do you have interested to make some books or film documentaries about football fans from outside England? Like American, African, Asian or etc.
(Apakah kamu memiliki ketertarikan untuk membuat buku atau film dokumenter mengenai suporter diluar Inggris? Seperti Amerika, Afrika, Asia atau yang lainnya)
CP: I did have ideas to do a “Casuals 2” which would tell story how the legacy has travelled to East Asian  countries.
(Saya punya ide untuk membuat film “Casuals 2” yang akan menceritakan tentang kisah bagaimana warisan ini bisa menyebar ke negara-negara di Asia Timur.)

RM: After affecting movement and fashion around the world, what do you think about football casuals now?
(Setelah memengaruhi pergerakan dan mode di seluruh dunia, apa pendapat Anda tentang sepak bola kasual sekarang?)
CP: Very much a subculture in the past but the spirit of the casual will always remain.
(Sangat banyak subkultur di masa lalu tetapi semangat Casual akan selalu ada.)

RM: What do you think about the firm is joined with EDL?
(Apa pendapatmu mengenai firma yang tergabung dengan EDL?)
CP: The firm never joined the EDL, we do not let politics influence the firm, we also do not control individuals in their choice of politics, we just don’t let it become a firm thing.
(Sebuah firma tidak pernah bergabung dengan EDL, kami tidak akan membiarkan politik memengaruhi firma, kami juga tidak dapat mengontrol kehendak individu dalam pilihan politik mereka, kami hanya tidak ingin itu menjadi suatu kebiasaan di dalam firm.)

RM: Who are your main rivals?
(Siapa musuh utamamu?)
CP: Millwall
(Millwall)

RM: How about the rivalry at that time?
(Bagaimana rivalitas pada saat itu?)
CP: It is the worst rivalry in the country.
(Ini adalah persaingan terburuk di negara ini.)

RM: How did you feel when West Ham switched stadiums, from Boleyn Ground to the London Stadium?
(Bagaimana perasaan Anda ketika West Ham berpindah stadion, dari Boleyn Ground ke Stadion London?)
CP: Gutted and sad, my first game was 1958 and last 2016 so 50 years, the new stadium is not my West Ham.
(Kesal dan sedih, pertandingan pertama saya terjadi pada tahun 1958 dan terakhir 2016 jadi sekitar 50 tahun, stadion yang baru itu jelas bukanlah West Ham saya.)

RM: Is there any difference in atmosphere from Boleyn Ground with London Stadium?
(Apakah ada perberdaan atmosfer dari Boleyn Ground dengan London Stadium?)
CP: The atmosphere is soulless and without character, its hated.
(Suasananya (London Stadium) tidak berjiwa dan tanpa karakter, itu seperti dibenci.)

RM: Is the rivalry at that time still the same today ?
(Apakah rivalitas saat itu masih sama sama kaya sekarang?)
CP: No because the football fanbase has changed.
(Tidak karena basis penggemar sepak bola juga telah berubah.)

RM: Do you know about Indonesian Football? like a atmosfer from the fans or etc.
(Kamu tahu gak tentang sepak bola Indonesia? Kaya misalnya atmosfer dari suporter atau lainnya)
CP: No and I only know casuals have emerged and it a new scene that growing and that there is a rivalry Malaysia casuals.
(Tidak dan saya hanya tahu casuals telah muncul dan ini adalah skena baru yang berkembang dan setahu saya disana ada rivalitas dengan casuals Malaysia.)

RM: Please choose your three favourite items apparel and trainers shoes, related with football casuals scene, and why you choose it.
(Silakan pilih tiga item pakaian dan sepatu trainers favorit Anda, terkait dengan kancah football casuals, dan mengapa kamu memilihnya.)
CP: My best trainer was an no name white Ellesse trainer stolen in Europe nobody had ever seen in the 80’s but my fav today is white leather Adidas Garwen, had a royal blue Burberry Harrington jacket in the 80’s I loved, because got it in Spain and you can only get navy or beige colour in UK. A blue Lacoste rollneck jumper my 3rd fav. Today
(Trainers terbaik saya adalah trainers Ellesse putih tanpa nama yang dicuri di Eropa yang belum pernah dilihat siapa pun di tahun 80-an tetapi favorit saya hari ini adalah Adidas Garwen putih, Saya juga suka dan memiliki jaket Harrington berwarna biru royal dari Burberry di tahun 80-an, karena saya mendapatkannya di Spanyol sebab anda hanya bisa mendapatkan warna navy atau beige di UK. Jumper rollneck biru dari Lacoste adalah favorit ke-3 saya. Saat ini)

RM: Nice to have a conversation with you, convey our greetings to family and friends there, best regards from us, keep healthy and still sharp, see you Cass.

 

 

 

 

 

Your Cart

Your cart is currently empty.
Click here to continue shopping.