The Firm, Proses Pendewasaan Seorang Pemuda Dalam Suatu Firma

The Firm, Proses Pendewasaan Seorang Pemuda Dalam Suatu Firma

Football casuals, salah satu subculture yang cukup digilai oleh pemuda di Inggris di akhir tahun 70an ini memang memiliki keunikan tersendiri. Seperti dilihat dari namanya, subculture ini memang digilai oleh para pemuda yang mencintai dunia sepak bola. Tidak hanya mencintai dunia sepak bola, mereka juga sangat amat memperhatikan pakaian yang mereka pakai ketika datang ke stadion untuk mendukung tim kesayangan mereka. Banyak hal menarik yang dapat diulas dalam subculture ini, salah satunya adalah fashion ketika kita mengingat mereka sangat memperhatikan penampilan mereka.

Nick Love, salah satu sutradara dan penulis asal Inggris sepertinya memiliki ketertarikan tersendiri terhadap subculture football casuals ini. Setelah sebelumnya ia terlibat dalam pembuatan film The Football Factory ditahun 2004, pada tahun 2009 ia kembali menyutradarai film yang menceritakan tentang subculture football casuals, The Firm. Bersama Vertigo Films dan Warner Bros Picture, Nick Love mengemas The Firm dengan cukup menarik dengan balutan latar belakang aktor yang ada difilm ini, Nick Love juga rupanya tidak melupakan fashion yang sangat diperhatikan dalam subculture ini. The Firm 2009 ini adalah remake dari film yang memiliki judul yang sama yaitu The Firm 1989 yang dibintangi oleh Gary Oldman pada saat itu.

Dengan tidak merubah set yang berlatar tahun 80an, Nick Love juga menceritakan cerita yang sama dari film The Firm 1989 tetapi memiliki sudut pandang yang berbeda dari film pendahulunya. Tidak hanya itu, fashion yang ditampilkan dalam film ini juga terlihat sangat menarik ketika hampir semua pemerannya menggunakan pakaian yang biasa digunakan oleh para penggiat football casuals di era 80an seperti tracktop, trainers shoes, track pants, roll neck, knitwear, jaket parka hingga bucket hat yang membawa kita semakin larut dalam nuansa 80s.

Dua pemeran utama yang ada difilm ini adalah Paul Anderson sebagai Bex Bissel dan Calum McNab yang berperan sebagai Dom. Bex adalah seorang ayah yang istrinya baru saja melahirkan dan juga ia adalah pemimpin dari firma yang membela tim sepak bola West Ham, selain daripada itu juga ia adalah seorang agen properti sedangkan Dom adalah seorang anak muda yang sehari-hari membantu ayahnya bekerja.

Dom, seorang pemuda yang memiliki keinginan menjadi seseorang yang berbeda dan terlihat lebih “nakal” diantara temannya, tetapi ia sendiri masih belum tahu hal apa yang akan ia lakukan. Pada suatu hari Dom dan temannya Terry mengunjungi sebuah pub bernama Lips pada malam hari, disinilah pertama kali Dom melihat Bex yang berjalan diantara antrian yang panjang pada saat itu. Bex membentur bagian badan Dom saat ia sedang mengantri. Dom dan Terry pada saat itu melihat Bex dengan kesan yang aneh karena Bex terlihat beda dari pengunjung pub lainnya. Bex menggunakan roll neck dengan tracktop dan short pants pada saat itu. Melihat Bex dengan pakaian yang aneh menurut mereka, Terry berencana untuk mencari masalah dengan Bex dan dengan cukup berani Terry menghampiri Bex yang sedang berada dilantai dansa bersama istrinya dan mengatakan beberapa umpatan pada Bex, awalnya Bex terlihat santai sampai pada akhirnya Bex kesal dengan apa yang Terry lakukan padanya, Terry terlihat kesal juga atas respon Bex dan pergi untuk memanggil teman-temannya untuk kembali menghampiri Bex dan kembali mengatakan kalimat yang tidak dapat diterima oleh Bex dan akhirnya merasa sangat kesal dengan apa yang Terry lakukan padanya dan ia memberikan sundulan tepat kearah hidung Terry dan menantang teman-teman Terry lainnya, tetapi Dom memutuskan untuk meninggalkan pub tersebut.

Pada keesokan harinya Terry membawa kabar yang cukup mengejutkan pada Dom, Terry mengatakan bahwa mereka berdua telah diincar oleh Bex setelah terlibat dalam perkelahian semalam di lips, sebelumnya Dom tidak tahu siapa itu Bex, setelah Terry memberikan sedikit informasi tentang Bex, Dom langsung memiliki inisiatif untuk meminta maaf pada Bex.

Mereka berdua menemui Bex di suatu pub bernama Lord Nelson dan Dom langsung menghampiri Bex dan meminta maaf atas apa yang telah Terry lakukan pada malam sebelumnya dengan dalih ia tidak mengetahui siapa Bex dan ia mengatakan jika ia mengetahui siapa Bex ia tidak akan melakukan hal itu dan akhirnya Bex memaafkan mereka berdua dan menyuruh mereka pergi dari Lord Nelson.

Pada keesokan harinya Dom kembali menenmui Bex dikantornya entah dengan alasan apa Dom menemui Bex, tetapi Dom terlihat sangat tertarik pada Bex. Ketika Dom menemui Bex dikantornya Bex merasa terganggu dengan kedatangan Dom, tetapi pada akhirnya Bex mengajak Dom ke sebuah toko yang menjual perlengkapan olahraga dan menunjukan sepasang sepatu trainers yang akan ia beli ditoko tersebut dan Bex mengajak Dom untuk bermain sepak bola dibelakang the new flats jam enam, Bex juga memberi pesan bahwa Dom jangan sampai terlambat dan juga menggunakan pakaian yang layak.

Merespon ajakan Bex tersebut Dom langsung mendatangi toko perlangkapan olahraga yang sebelumnya ia datangi bersama Bex dan Dom membeli sepasang sepatu trainers setelah ia mendapatkan pinjaman uang dari ayahnya. Dom datang terlambat ke pertandingan tersebut dan Bex menyuruhnya untuk menjadi penjaga gawang, awalnya Dom menolak untuk menempati posisi itu tetapi Bex tidak dapat memberikan pilihan lain yang membuat Dom harus mengisi posisi menjadi penjaga gawang. Dom terlihat santai dan seolah acuh pada pertandingan itu dan hal ini pula yang menyebabkan tim Bex kebobolan dan beberapa teman Bex menanyakan pada Bex siapa Dom. Tetapi akhirnya Dom dapat membuktikan bahwa ia layak berada diantara mereka setelah Dom berhasil menahan tendangan pinalti dan mendapatkan sanjungan dari teman-teman Bex. Setelah pertandingan selesai, Bex memberikan informasi pada teman-temannya bahwa mereka akan berangkat ke Water Low untuk menyaksikan pertandingan sepak bola antawa West Ham melawan Portsmouth di Water Low dengan menggunakan kereta dan jay salah satu anggota firma yang dipimpin oleh Bex bertanya pada Dom apakah ia akan ikut pada pertandingan tersebut? Dan Dom menjawab dengan tegas ya ia akan ikut dalam firma mereka. Untuk kedua kalinya Dom meminta uang kepada orangtua nya untuk membeli beberapa barang ditoko olahraga dan akhirnya kedua orangtua Dom mengizinkan Dom untuk membeli beberapa barang tersebut dan Dom mendapatkan tracktop, polo shirt dan sepatu trainers barunya setelah ia berhasil membujuk kedua orangtua nya dan Dom ikut bersama firma yang dipimpin oleh Bex dengan pakaian yang sama seperti dengan mereka pakai.

Ketika Bex dan teman-teman lainnya melakukan perjalanan pulang, Dom terlihat sangat tertarik dengan apa yang Bex bicarakan dengan teman-temannya. Sepertinya Dom semakin bangga berada didalam firma yang dimpimpin oleh Bex ini. Pada hari sabtu berikutnya Bex menemui Dom dan ayahnya yang sedang bekerja dan menawarkan pekerjaan pada mereka setelah Bex mendapatkan projek baru dari tempat kerjanya, tetapi sayang, ayah Dom terlihat tidak menyukai Bex karena sikapnya yang terkesan tidak sopan dihadapan dia.

Gayung bersambut, Dom semakin jumawa dengan bersikap seenaknya terhadap ayahnya dan teman lamanya. Dom semakin larut dalam pergaulan bersama teman-teman barunya yang ada di firm tersebut. Pada suatu hari Bex menghampiri Dom yang sedang membantu ayahnya bekerja untuk meminjam mobil mereka agar bisa menemui Snowwy, salah satu anggota dari firma tersebut. Ayah Dom terlihat sangat keberatan ketika Bex dan Dom akan menggunakan mobilnya karena ia juga membutuhkan mobil itu, tetapi Bex memaksa dengan sikap arogannya dan Dom hanya bisa berdiam diri melihat perlakuan Bex pada ayahnya. Bex berbincang dengan Snowwy perihal rivalitas yang terjadi dengan rival mereka dan Snowwy terlihat sudah tidak tertarik dengan rivalitas tersebut yang membuat Bex marah dan memutuskan agar Snowwy tidak lagi termasuk bagian dari firma nya dan jangan lagi berhubungan dengan anggota firma nya. Melihat kejadian tersebut Dom terlihat memiliki beban juga yang ia hadapi. Dom mencoba mengatakan sesuatu pada Bex setelah ia mengantarkan Bex kerumah ibu nya, tetapi Bex terus memaksa Dom agar ia selalu berada didalam firm tersebut.

Dom mulai merasa tidak nyaman dengan apa yang telah Bex lakukan pada dirinya dan pada suatu hari Bex mengancam Dom setelah Dom menyampaikan pendapatnya didepan teman-teman Bex dan Bex merasa kesal dengan memberikan remasan pada muka Dom. Disinilah awal mulanya Dom mulai merasa semakin tidak nyaman berada didalam firma ini.

Dom menemui teman lamanya Terry dan sedikit berbagi cerita tentang apa yang ia alami didalam firma tersebut lalu Terry mengucapkan sesuatu pada dom “aku ingin teman lamaku kembali” yang membuat Dom memikirkan perkataan Terry tersebut. Dom semakin merasa terjebak dalam firma ini karena ia harus melakukan hal-hal yang seharusnya tidak ia lakukan. Setelah Bex mengalami insiden dalam suatu perkelahian dengan firma lainnya yang mengakibatkan Bex meninggal dunia. Dom semakin merasa tidak nyaman berada didalam firma ini dengan hal-hal yang ia lihat dan rasakan langsung. Hal ini yang menjadikan Dom memutuskan untuk tidak lagi berada didalam firma ini dan kembali bersama Terry, teman lamanya.

Film yang cukup emosional menurut saya, dimana ketika Dom berani mengambil keputusan, baik ketika memilih untuk menjadi bagian dari firma yang dipimpin oleh Bex maupun ketika ia bertahan dengan segala kondisi yang ada didalam firma ini. Begitupula dengan akhir cerita yang cukup membuat saya terharu ketika Dom datang ke pub tempat Bex dan firma nya berkumpul tetapi ia tidak melihat Bex dan ia hanya melihat Trigger yang ada disana, tetapi Dom lebih memilih kembali bersama teman lamanya Terry yang sudah menunggu Dom disamping pub dengan tetap menggunakan pakaian seperti Bex dan teman-temannya.

 

 

 

Penulis: Rifqi Maulana

 

IJPdxyTgVkp

KsqzGJnLkdASg

CvqMjrISWco

KXRVdlYOEbFosHrm

OIWFSHevbio

VGgRxPITaWYOZ

fkjVsPKZLBXiy

JwfvtSez

iTKMwyCjHQcf

htsvQUGeYRbr

UfLXlFsKPZa

FJYuxsaP

Your Cart

Your cart is currently empty.
Click here to continue shopping.