That’s Why I Love Football

That’s Why I Love Football

Sepak bola, mau ngomongin apa lagi ya tentang olahraga yang satu ini, banyak sih hal yang bisa diangkat dari sepak bola, cuma kayanya gak sedikit orang deh yang bisa ngejelasin secara kongkret kenapa mereka suka olahraga yang satu ini? Mungkin gak sedikit juga yang jawabannya “udah jadi budaya” atau jawaban lainnya kaya “ngedukung tim sepak bola ini udah jadi warisan dan turun temurun” tapi apa jawaban itu jawaban pasti mengenai kenapa kita dan mereka mencintai sepak bola? kali ini kia bakalan sedikit ngasih statemen kita mengenai mengapa seseorang mencintai sepak bola.

Sejak kemunculannya dimuka bumi, permainan satu ini memang sudah memiliki peminat yang tidak sedikit. Kalau kita ngomongin awal mula sepak bola kayanya udah kita ulas di beberapa tulisan sebelumnya, kalian bisa cek ya. Tapi dari si tsu chu yang katanya sepak bola pertama yang dari negara China atau episkyros dari Yunani kuno dan negara lainnya, sepak bola emang udah banyak peminat nya. Kaya misalnya di China, awalnya sih tsu chu Cuma dimainin sama orang-orang yang ada didalam kerajaan yang sifatnya buat hiburan raja yang juga buat bikin fisik para anggota kerajaan tambah oke. Namun seiring berjalannya waktu, tsu chu akhirnya bisa dinikmati khalayak luas yang ada di negara tirai bambu pada saat itu.

Sampai hingga akhirnya mendarat di Eropa, khususnya di Inggris, sepak bola semakin berkembang dan tidak ada yang bisa menahan pesatnya laju perkembangan olahraga yang satu ini. Rupanya Eropa menjadi tempat yang tepat untuk berlabuh bagi sepak bola, perkembangan olahraga ini semakin melesat dan terus memodifikasi berbagai peraturan yang ada didalamnya, dan satu aspek yang juga terus mengalir dalam tubuh olahraga yang banyak orang menafsirkannya sebagai sebuah identitas kelompok paling besar, aspek penting itu adalah pecinta sepak bola dan suporter yang ada didalamnya.

Suporter dan para pecinta sepak bola ini sudah lama sekali hinggap dalam tubuh olahraga yang dimainkan 11 orang pemain sejak memasuki era modern di Eropa, khususnya Inggris. Pecinta sepak bola dan para suporter yang ada ini acap kali melakukan hal-hal yang tidak dapat ditafsirkan secara singkat dan spontan. Rasa cinta mereka terhadap tim yang mereka bela tidaklah semudah dan sesimpel apa yang kita pikirkan selama ini. Kadang gak sedikit orang juga yang melontarkan ejekan dan hinaan pada suporter dan orang-orang yang mencintai sepak bola.

Olahraga yang menyajikan suguhan yang sangat menarik ini memang telah menjadi candu bagi para pecinta nya, walaupun terkadang merasa bosan ketika disuguhkan permainan yang membosankan, sesekali hal ini sering kita jumpai dalam pertandingan-pertandingan yang ada di kota besar. Tidak hanya sekedar permainan, olahraga ini juga secara gamblang menyuguhkan drama dan intrik yang selalu hadir setiap pekannya, bahkan di beberapa negara, isu yang ada dalam dunia sepak bola selalu hadir setiap hari, bahkan setiap jam. Info tentang pemain, kepicikan manajemen dan hal-hal lainnya memang menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindarka dari permainan ini, sudah dapat dipastikan, sepak bola bukanlah sebuah permianan yang dimainkan selama 2 x 45 menit dan berakhir begitu saja, sepak bola adalah permainan yang seharusnya dinikmati lebih dari 2 x 45 menit.

Berbicara tentang suporter, rupanya elemen ini lah hal yang dirasa sangat penting dalam sepak bola. Bagaimana tidak, olahraga ini sudah sejak lama menjadi hiburan bagi masyarakat luas yang menyempatkan diri untuk menyaksikan suatu pertandingan yang dirasa dapat melepaskan penat di akhir pekan. Selain daripada itu, sepak bola modern tidak akan pernah terlaksana bila suporter tidak pernah hadir dalam olahraga ini, karena menurut sepengetahuan bodoh saya, salah satu tujuan modern football adalah menjadikan suporter dan para pecinta sepak bola lainnya hanya mendapatkan posisi sebagai mangsa pasar utama yang digembala sedemikian rupa oleh para investor yang mencoba keberuntungan dalam industri hiburan masyarakat ini. Lupakan modern football, terlalu banyak sudut pandang dan mendalam jika membahas tentang modern football.

Olahraga dan seni mungkin berlawanan, namun kedua hiburan masyarakat ini ternyata memiliki banyak kesamaan. Kecintaan pada sepak bola dalam banyak hal mirip dengan kecintaan kita pada dunia seni. Seperti hal nya ketika kita sedang menonton film yang terkadang kita terlalu asyik dengan film sehingga kita tidak dapat melepaskan kendali atas emosi dan perasaan yang mengikuti cerita dalam film tersebut selama kurang lebih dua jam. Sepak bola seolah memiliki sesuatu yang lebih dibandingkan dengan film yang menguras dan menuntut emosi dan perasaan kita yang terus mengikuti alur jalannya permainan tanpa ada apapun yang dapat menghentikannya. Olahraga ini menuntut perhatian kita, dan tetap bersama kita lama setelah 90 menit berakhir.

Sebagai sebuah permainan, sepak bola adalah sesuatu yang sangat indah. Jika dapat digambarkan, sepak bola adalah sebuah objek seperti kanvas kosong yang menunggu untuk diisi oleh para pemain di lapangan. Ia menjelma menjadi sosok aktor yang menakjubkan, di mana kita dapat melihat keanggunan dan atletis, ditambah dengan keterampilan dan kecerdasan, semuanya untuk tujuan sederhana memasukkan bola ke gawang meskipun tidak jarang juga kita disuguhkan dengan hal-hal bodoh yang dilakukan oleh para pemain yang bertanding dilapangan.

Fakta bahwa sepak bola bukanlah ilmu pasti, dan hal ini pula yang menambah keindahannya. Tidak ada tutorial tentang cara mencetak gol. Jika itu masalahnya, siapa pun akan melakukannya. Selain itu, kita semua dapat melihat keindahan waktu dan relativitas yang ditampilkan dalam olahraga. Dimana keajaiban ketika 2 menit menjadi 5 gol, dan 3 menit yang terasa sangat lama ketika posisi menang, tergantung skornya. Akhirnya keinginan dan dorongan untuk bersaing dan menang yang ditampilkan oleh para pemain dan para suporter, membuat olahraga satu ini menjadi sesuatu yang luar biasa.

Secara individual, secara tidak langsung sepak bola membuat kita terbuai dalam sebuah mimpi. Mayoritas dari kita tidak dapat mencapai impian kita menjadi pesepakbola. Karenanya, ketika kita melihat Robin Van Persie melompat ke udara untuk mencetak gol spekatakuler, kita bermimpi, saat kita melihat Maradona menggiring bola melewati 4 pemain lawan dan mencetak gol yang luar biasa, kita bermimpi. Kita mungkin tidak dapat melakukan hal yang sama dilapangan, tetapi seringkali kita mewujudkan impian kita melalui para pemain yang berlaga dilapangan.

Selain itu, sebagai individu kita mengalami hampir semua emosi saat menonton sepak bola. Menyaksikan tim kebanggan mencetak gol yang otomatis menciptakan kegembiraan, menyaksikan pemain membuat kesalahan yang berujung membuat tim yang kami bela kebobolan dan menciptakan kemarahan yang diiringi kekecewaan. Tidak berhenti sampai disitu, ketika kita menyaksikan pemain lawan dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap pemain dari tim yang kami bela, ujaran kebencian dan cemoohan secara seporadis dilemparkan tanpa henti.

Masing-masing dari kita memiliki cerita kita sendiri yang diisi dengan pasang surut rasa cinta terhadap suatu tim. Keindahan sepakbola inilah yang mencipatakan cerita bagi para individu yang berbeda, tidak sedikit dari kita akan menemukan sesuatu dalam cerita kita sendiri yang bertabrakan dengan cerita lain. Saya percaya bahwa sepak bola telah menjadi interval yang berhubungan dengan budaya kita sebagai manusia. Ketika kita bertemu dengan seseorang setelah bertukar salam, kita sering mencari topik umum untuk dibicarakan.

Bagi kebanyakan orang, sepak bola hanyalah sebuah permainan olahraga. Hal ini berbeda dengan apa yang ada dalam pikiran para suporter, ketika seseorang bertemu dengan orang yang lainnya untuk pertama kalinya dan menyadari bahwa dia menikmati sepak bola, hal pertama yang akan dilakukan adalah bertanya kepadanya tim mana yang dia dukung. Itu membuat orang tersebut bertanya kepadanya mengapa dia mendukung tim itu, dan kalian tahu obrolan apa yang diperbincangkan selanjutnya.

Selain daripada itu, sepak bola juga menjelma menjadi bahasa baru yang dipakai oleh banyak kalangan ketika menyaksikan suatu pertandingan. Hal ini pula yang memungkinkan kita untuk mengekspresikan diri kita secara fisik, emosional, dan terkadang belaga menjadi seorang intelektual. Sifat spontan ini mendorong koneksi dan komunikasi dengan orang lain, dan tidak mendiskriminasi atas dasar usia, budaya, dan jenis kelamin.

Olahraga ini indah secara estetika. Ada begitu banyak ruang di lapangan, geometrinya sangat memukau, dan ada begitu banyak jenis keterampilan yang ditampilkan secara bersamaan oleh para pemain di atas lapangan. Aspek waktu yang terus berjalan membuat permainan dan gairah suporter tampak bergerak terus-menerus, sehingga terkadang bisa menjadi sesuatu yang menghipnotis. Bahkan sebagian orang berpendapat bahwa tim yang memainkan sepak bola bodoh pun masih bagus untuk disaksikan, jika hanya demi ketidakpastian.

Aspek budaya dalam sepak bola sangatlah besar. Hal itu adalah satu-satunya hal di dunia yang cukup banyak dipahami sampai batas tertentu oleh setiap orang di bumi. Begitu banyak permainan yang mewakili lebih dari sekedar permainan sepak bola, seperti faktor politik dan keyakinan akan suatu hal seperti ketika saat Celtic dan Rangers bertanding.

Pada dasarnya, alasan banyak orang sangat mencintai sepak bola adalah karena sepak bola bagai kanvas kosong yang sangat sederhana. Para pemain diberikan kebebasan maksimum untuk melakukan tugas yang sangat sederhana yaitu memasukkan bola ke dalam gawang. Tetapi begitu banyak pemain dan manajer luar biasa telah melukis kanvas itu dengan berbagai cara. Ada banyak cara untuk memainkan sepakbola hebat, dan permainan akan terus berkembang selama beberapa dekade mendatang. Dan melalui permainan sederhana ini, ada kota-kota kecil dan bagian-bagian kota yang sekarang mengidentifikasi diri mereka berdasarkan klub lokalnya. Orang-orang di seluruh dunia jatuh cinta pada sepak bola, dan mengembangkan komunitas serta persahabatan murni berdasarkan kesetiaan mereka pada olahraga dan tim yang mereka cintai. Selama pertandingan berlangsung, seluruh penonton ataupun suporter tampaknya menghentikan kegiatan lainnya dan hanya fokus pada 90 menit drama romantika yang sama sekali tidak dapat diprediksi. Ini benar-benar ekspresi sempurna dari banyak bagian terbesar kehidupan seperti kebebasan, keindahan, dan gairah.

 

Selain daripada hal-hal yang telah dituliskan diatas, hal lain yang menjadi sangat candu dalam sepak bola adalah rivalitas. Hal ini sangatlah penting mengingat sepak bola adalah olahraga yang sangat ketat akan persaingan yang melibatkan gengsi, rasa cinta dan ego dari kedua belah pihak suporter maupun tim. Terkadang pemain yang bertarung diatas lapangan hijau pun terbakar oleh bara semangat suporter yang meneriakan semangat bagi mereka dan umpatan bagi tim lawan. Selain daripada itu, rivalitas ini pun terbilang sangat menarik ketika dimana persaingan ini dipenuhi dengan emosi dan tidak jarang ujaran kebencian mewarnai indahnya persaingan ini. Namun, ketika apa yang diharapkan menjadi kenyataan, seperti misalnya ketika kelompok suporter satu menyumpahi tim lawan yang menjadi rival dengan degradasi dan menjadi kenyataan, rasa rindu akan rivalitas dengan tim musuh sangat besar, pertandingan dan rivalitas kembali menjadi kanvas kosong yang tidak ada sedikitpun tinta yang menyentuhnya, hal ini dirasa menjadi sesuatu yang sangat menyebalkan ketika terjadi, rasa rindu akan tim rival yang tidak berada dalam satu kasta terkadang menurunkan semangat untuk hadir menyaksikan langsung pertandingan. Rivalitas menjadi sangat penting dalam olahraga yang satu ini, tetapi tetap biarkan ia berada dalam koridornya. 

Akhirnya, banyak orang percaya bahwa sepak bola sama seperti olahraga lainnya, sepak bola menyediakan pelarian bagi mereka. Hal ini pula yang menjadikan sepak bola dinantikan setiap minggu. Para pecinta nya mungkin akan melalui masa-masa sulit, tetapi selama sembilan puluh menit, mereka dapat keluar zona yang sangat menyebalkan dan menikmati suatu pertandingan. Ada kemungkinan kita akan lebih kesal dari awalnya, jika tim kita kalah, tetapi selama 90 menit itu, sepak bola masih bertindak sebagai pelarian bagi khalayak luas.

Your Cart

Your cart is currently empty.
Click here to continue shopping.