- Shop
- P-1080
-
Prung Station
- Prung Station
-
PODCAST
- PODCAST
- DON KUMBANG Eps 1
- ALBERT SHADRACH Eps 2
- COACH COKIE Eps 3
- IRFAN POPISH Eps 4
- SHAMROOG Eps 5
- ATET STONEBOYS Eps 6
- REIZA SEEON Eps 7
- MORREZZA Eps 8
- TONKILLS Eps 9
- CARANGLAKSITA ABHIMANTRA Eps 10
- ARLAN SIDDHA Eps 11
- AYAH DONNY Eps 12
- AL a.k.a UCAY Eps 13
- DANI MILLENIX Eps 14
- AAN HAIRCUT EPS 15
- IM BOBS Eps 16
- LUCKY SOUNDSYSTEM Eps 17
- ATMOSFER DARI PRUNG STATION Eps 18
- SIR IYAI Eps 19
- BANDUNG SUPPORTER ALLIANCE Eps 20
- ANGKE BULLDOG BRIGADE Eps 21
- UGE JABAR Eps 22
- RANDY NTENK Eps 23
- DHANI MUNGGARAN Eps 24
- TOBIAS GINANJAR Eps 25
- AUN RAHMAN Eps 26
- KANG JALU BANDUNG PREMIER LEAGUE Eps 27
- FLAND Eps 28
- ALTER.NAIVE Eps 29
- JEBO & PHEY Eps 30
- ALIF SAPTO NUGROHO Eps 31
-
PRUNGPEDIA WITH SHAMROOG
- PRUNGPEDIA WITH SHAMROOG
- INTRODUCING PRUNGPEDIA EPS. 1
- WHAT IS CATALONIA ? EPS. 2
- FC BARCELONA BETWEEN STRUGGLE AND FOOTBALL EPS. 3
- FC BARCELONA MES QUE UN CLUB? EPS. 4
- CHRONICLE OF UK & IRELAND STORY PART 1 EPS. 5
- CHRONICLE OF UK & IRELAND STORY PART 2 EPS. 6
- CHRONICLE OF UK & IRELAND STORY PART 3 EPS. 7
- UNTOUCHABLE AFRICA PART 1 EPS. 8
- UNTOUCHABLE AFRICA PART 2 EPS. 9
- UNTOUCHABLE AFRICA PART 3 EPS. 10
- STORY OF BALKANS PART 1 EPS. 11
- STORY OF BALKANS PART 2 EPS. 12
- DERETAN BERLIAN SEPAKBOLA BALKAN EPS. 13
- GREAT STORY OF GREATER LONDON EPS. 14
- FOOTBALL STORY IN GREATER LONDON EPS. 15 (2023)
- BELANDA DAN SERBA-SERBI CERITANYA EPS. 16
- BELANDA, RAJA TAK BERMAHKOTA DARI EROPA EPS. 17
- MAGNIFICENT LAND OF BRAZIL EPS. 18
- BRAZIL : FAKTA DI BALIK RAKSASA SEPAKBOLA DUNIA EPS. 19
- HISTORIA ITALIA EPS. 20
- CULTURA DI CALCIO EP. 21
- MAGNIFICENT HISTORY OF TURKIYE EPS. 22
- TURKIYE FOOTBALL ANTHOLOGY EPS. 23
- THAILAND : LAND OF SMILES EPS. 24
- CERITA SEPAK BOLA, NEGARA GAJAH PUTIH EPS. 25
- AUSTRALIA : LAND OF HOPE FROM THE SOUTH EPS. 26
- AUSTRALIAN SOCCEROOS EPS. 27
- JAPAN : LAND OF THE RISING SUN EPS. 28
- HISTORY OF JAPAN : SAKKĀ (SOCCER/FOOTBALL) EPS. 29
- From Russia With Love Part 1 EPS. 30
- From Russia With Love Part 2 EPS. 31
- RUSSIAN FOOTBALL : THE SLEEPING GIANT BEAR EPS. 32
- NORDIC - SCANDINAVIAN WORLD PART 1 EPS. 33
- SCANDINAVIAN FOOTBALL SAGA EPS. 34
- U.S.A UNITED STATES OF AMERICA : NEW WORLD EPS. 35
- HISTORY OF AMERICAN FOOTBALL SOCCER EPS. 36
- DON'T CRY FOR ME ARGENTINA EPS. 37
- ARGENTINA : SOUTH AMERICAN FOOTBALL UNDERDOG EPS. 38
- HOLA AMIGOS, MEXICANO EPS. 39
- MEXICO : MESOAMERICA FUTBOL GIGANTE EPS. 40
- GERMANY : DEUTSCHLAND UBER ALLES EPS. 41
- GERMANY : DER PANZER VON EUROPA EPS. 42
- FRANCE : LIBERTE EGALITE FRATERNITE EPS. 43
- FRANCE : Le-Coq d'Europe EPS. 44
- PORTUGAL : Imperio Maritimo do Mundo EPS. 45
- PORTUGAL: Navigadores do Europa EPS. 46
- URUGUAY : Magical Sun of May (Magico Sol de Mayo) EPS. 47
- URUGUAY : SLEEPING GIANT FROM SOUTH AMERICAN EPS. 48
- SOUTH KOREA: STORY FROM THE HAN RIVER EPS. 49
- SOUTH KOREA: TIGER OF ASIAN FOOTBALL EPS. 50
- POLSKA: WHITE EAGLE OF EUROPE EPS.51
- POLANDIA: Biało-Czerwoni Orły – White-Red Eagle EPS.52
- MALAYSIA : Kisah Tanah Melayu EPS. 53
- MALAYSIA : Harimau dari Semenanjung Malaya EPS. 54
- SINGAPURA : Small Island, Big Hope EPS. 55
- SINGAPORE: Singa Selat Malaka EPS. 56
-
SOUND OF PRUNG
- SOUND OF PRUNG
- Ay Ay Bruv !! Eps.1
- Subkultur Terakhir Itu Bernama Football Casuals Eps. 2
- Kontradiksi Antara Ultras dan Football Casuals Eps.3
- Sayap Kiri ST. PAULI Eps.4
- If You Tolerate This Your Children Will Be Next Eps.5
- Ada apa dengan Inggris dan Rusia? (Battle of Marseille) Eps.6
- Against Modern Football? Eps.7
- Wajah Suporter Sepakbola Turki Eps.8
- Aries Ediwan: "THE MOST WANTED !" Eps.9
- Tuhan Menciptakan Manchester Pada Hari Ke Enam (Madchester Scene) Eps.10
- Aldi Keparat : NewYork punya C.B.G.B, Bandung punya Saparua Eps.11
- Aldi Salladin : Review Film Trainspotting Eps.12
- England Fans Tak Ubahnya Seperti Kita!!! Eps.13
- 11 Orang Dari 270 Juta Jiwa, Masa Iyah Sih? Eps.14
- PRUNG X BOATSY (Lads From Forest Executive Crew) Eps.15
- Sometimes Maybe Good, Sometimes Maybe Shit (The Naughty Footballers) Eps.16
- When Football Meets Music #1 (Kasabian,Blur,Oasis,The Stone Roses) Eps.17
- Sekali Seumur Hidup Mengharumkan Nama Bangsa Eps.18
- Keangkuhan Petinggi Klub VS Kesetiaan Pemain ke 12. Eps19
- When Football Meets Music #2 (Johnny Rotten, Suggs Madness, Cockney Rejects,The Business) Eps.20
- Hantam Prasangka Buruk! (AAN Haircuts, ACA Straight Answer, ANGKE Bulldog Brigade) Eps.21
- BUDI DALTON: Football Casuals di Mata Budayawan Eps.22
- DODI BRAWLERS68 : Anti Rasis Belum Tentu Anti Fasis! Eps.23
- SHAMROOG : Most Dangerous Football Derby Eps.24
- MEET THE OWNERS | Riverside Forest Eps.25
- MEET THE OWNER | Birds Death Brigade Eps.26
- UTAY WARRIORS : Good Friends Good Family As One Eps.27
- MEET THE OWNERS | Kita Main 12 Orang! Eps. 28
- MEET THE OWNERS | Non League - Our Football Game Eps. 29
- MEET THE OWNERS | Chasing The Underdogs Eps. 30
- IEV TENGIK Mau Jadi Host Baru Sound Of Prung ? Eps. 31
- PAHYOL : Indie Bukan Totebag Apalagi Kopi Senja Eps.32
- PRABU PRAMAYOUGHA Saturday Night Karaoke : Don't Watch This! Eps.33
- BUDI TURLTES JR | FROM BANDUNG TO U.K & EUROPEAN TOUR EPS.34
- AKBER ( EYEDUST ) : KOMINFO RONGSOK !! ILUSTRATOR JADI SUSAH BERKARYA Eps.35
- DASA & EKY : BANDUNG MASIH JADI KOTA KREATIF ? YAKIN ?? Eps.36
- COKIE RIOTZ : TULANG BESI HADIR DENGAN NUANSA OI!CHESTRA Eps.37
- DOCMARTERS BANDUNG : WE ARE BACK !!! ROAD TO ONE DECADE DOCMARTERS BANDUNG Eps.38
- KIMUNG : TERNYATA RAVE MUSIC BUKAN SEKEDAR PARTY Eps.39
- HADI "ANTI SQUAD" : DARI JALANAN SAMPAI LAYAR LEBAR Eps.40
- MUSIC FOR ALL - STOP THE HATE : ROAD TO COCKNEY REJECTS FAREWELL TOUR 2023 Eps.41
- NO TICKET NO SHOW : ROAD TO COCKNEY REJECTS FAREWELL TOUR 2023 Eps.42
- COCKNEY KIDZ : KENAPA JATUH CINTA DENGAN WEST HAM UNITED ? PAKET KUMPLIT ! Eps.43
- DENNIE SHERMAN : TIDAK ADA PERBEDAAN KASTA DI WESTHAM RELATE DENGAN SKINHEAD ! Eps.45
- HAMMERS BANDUNG : BANGGA MENJADI MEDIOKER ! Eps.46
- BREZ : EAST END LONDON PUNYA COCKNEY, WEST BANDUNG PUNYA KOKDA Eps.47
- WISNU THE BOLDNESS : NGOBROLIN SKENA BALI SAMPAI REKLAMASI Eps.48
- IBOI STRENGTH THRU : CARILAH KESAMAAN, JANGAN CARI PERBEDAAN ps.48
- SUNNY SUMMERDAY : PROUD TO BE UNPOPULAR Eps.50
- BEBANGKAN OI! SQUAD : FROM TRIBUNE TO THE STAGE Eps.51
- NFC : MANIFESTING MORE GENERATION OF ACHIEVERS. GRASSROOTS WILL SHINE HERE! Eps.52
- KLAB ZINE DAN PERKEMBANGAN ZINE HARI INI! Eps.53
- GEBEG : KOMEDIAN BERKEDOK DRUMMER Eps.54
- MEET THE OWNERS : MAYDAY COLLECTIVE FOOTBALL Eps.55
- MODS INDONESIA : PERJALANAN MODS DI INDONESIA, SEMUA ADA DI BUKU INI ! Eps.56
- BANDUNG REGGAE SUPPORTER : SKINHEAD KOK DENGERIN REGGAE ? Eps.57
- MONYONG & TOMMY : OBROLAN BERKESAN BERSAMA KAWAN DARI NEGERI JIRAN Eps.58
- BUJANGAN URBAN : BANYAK GRAFFITI DI SUATU KOTA? BERARTI KOTA ITU KORUP! Eps.59
- SÉBASTIEN LOUIS : AUTHOR OF ULTRAS, GLI ALTRI PROTAGONISTI DEL CALCIO Eps.60
- HASBI ILMAN : KEMASAN BERITA CIAMIK ALA JURNALISTIK KOMIK Eps.61
- JACK AND JHON : HENTIKAN SEGALA KEKERASAN MARI KITA PARTY !!! Eps.62
- MEET THE OWNERS : KALAU MERUSAK PERTEMANAN, MENDING BUBAR! Eps.63
- MEET THE OWNERS : HARUS ADA PESAN YANG DISAMPAIKAN LEWAT SEPAKBOLA Eps.64
- MEET THE OWNERS : PEMAIN DIGOCEK WASIT, HAL LUAR BIASA DI LIGA 3 Eps. 65
- KUNTOWIYOGA : APAKAH FAN-OWNED CLUB AKAN BERUMUR PANJANG? Eps. 66
- A Moments To Remember Sound of Prung
- RIZKI MASBOX SANJAYA : PERSIB DAN ILUSI SULANJANA Eps. 67
- PASAR GRATIS : NOT FOR CHARITY, THIS IS SOLIDARITY Eps. 68
- KUASSA : PLUGIN LOKAL BERSELANCAR DI PASAR GLOBALEps. 69
- RIO RAZOR : MASIH PERCAYA KONEKSI PERTEMANAN Eps. 70
- INDONESIA MODS MAYDAY : SHOW YOUR DRESS, SHOW YOUR SCOOTER Eps. 71
- NOT FUSSED : GAK BUTUH EXPOSURE, INI SEMUA CUMA BERCANDA Eps. 72
- FAHMI RAMDHANI : YANG NONTON PURE SATURDAY ITU, PASTI WANGI! Eps. 73
- BANDUNG CLOBBER MARKET : CLOBBER ITU DARI ATAS SAMPAI BAWAH! Eps. 74
-
WEEKEND WAVES
- WEEKEND WAVES
- WEEKEND WAVES #track1 : ALDI SALLADIN
- WEEKEND WAVES #track2 : DEATHLESS
- WEEKEND WAVES #track3 : ACHELL SUEZ
- WEEKEND WAVES #track4 : MOONSHINE69
- WEEKEND WAVES #track5 : FYSN19
- WEEKEND WAVES #track6 : PEMUDA SALAH JALAN
- WEEKEND WAVES #track7 : Luckysoundsystem
- WEEKEND WAVES #track8 : USINNISU
- WEEKEND WAVES #track9 : SENPI MUSIC
- WEEKEND WAVES #track10 : DONGTSAY
- Bring Back The 80's
-
Webzine
- Webzine
-
Football History
- Football History
- Resistensi Budaya F.C. United Of Manchester
- Sektarianisme Antara Celtic dan Rangers
- Permainan Kotor Dari Dataran Inggris, The Crazy Gang dan Tingkah Tengilnya
- Afiliasi Politik Dalam Sepak Bola
- Banalitas Kejahatan Sepak Bola Italia
- Dari The Busby Babes Hingga Munich Disaster
- Lupakan Milan, Sisilia Memiliki Sektarianisme Tak Terbantahkan
- GUARD OF HONOUR, TRADISI TUA YANG TETAP DILESTARIKAN
- Royal Shrovetide Football Match dan Asal Muasal Istilah Derby
- Melawan Penjajahan Dengan Sepakbola
- The Dog Saved Manchester United
- Tartan Army: Fanatisme dan Kenakalan Supporter Skotlandia
- Kebencian Warga Liverpool Terhadap Inggris
- Dendam Kesumat Antara Inggris dan Jerman
- Narcos Football: Kartel Narkoba dan Sepakbola Kolombia
- Akar Permusuhan Manchester United Vs Leeds United
- Budaya Amsterdam dan Kebebasan Bob Marley
- Asal Muasal Perjudian Dalam Sepak Bola
- Aksi Protes dan Isu Bubarnya Curva Nord Atalanta Bergamo
- DEATH MATCH: Aroma Kematian Dalam Suatu Pertandingan
- Akar Rasisme La Familia Beitar
- Tuesday Drinking Club: Budaya Sepak Bola dan Minuman Beralkohol
- The Football War
- Kisah di Balik Football War
- Perlawanan Terhadap Pelecehan Seksual Dalam Dunia Sepak Bola
- Keterlibatan Suporter Dalam Suatu Klub Sepak Bola
- Menelisik Hubungan I’m Forever Blowing Bubbles Dan West Ham United
- SEPAK BOLA DAN KAUM KELAS PEKERJA
-
Our Opinion
- Our Opinion
- Mengapa Rasisme Menyebalkan?
- This Is Our Opinion: Football Casuals, Skena Tanpa Nahkoda
- Who Said Football is Fascist Game?
- Sampai Kapan Hingar Bingar di Stadion Kosong Berakhir?
- Rivalitas Tanpa Menyentuh Profesi
- That’s Why I Love Football
- Memelihara Rasa Peduli Bukanlah Hal Yang Hina
- Who Said Pop Is Dead? Kancah Musik Pop Kota Bandung
- Football Casual Sama Dengan Hypebeast?
- Sepak Bola Indonesia Butuh VAR?
- Sepak Bola dan Budaya Kolektif
- Akhiri Budaya Catcalling Dalam Dunia Suporter!
- Mendambakan Sepak Bola Tanpa Ujaran Kebencian
- Suporter Bukan Sapi Perah, Apalagi Kambing Gembala
-
Figure
- Figure
- Cantona
- Maradona
- Albert Shadrach
- Coach Cokie Riotz
- Irfan Popish
- The Crazy Gang
- Alan McGee
- Enrico, Los Fastidios
- Colin Blaney
- Daniel a.k.a Kulbritania
- Benjamin Odeje
- Exclusive Interview With Dhani Munggaran
- Exclusive Interview With Dimaz Maulana, Bawahskor
- Ronny Pattinasarany: Sepakbola, Keluarga dan Bandar Narkoba
- George Best: Kenakalan Dan Kepiawaian Di Atas Lapangan
- Bob Marley: Perdamaian, Kemerdekaan dan Sepak Bola
- Nadia Nadim : Dari Herat Menjadi Pemain Sepak Bola Denmark Terhebat
- Meet the firm
-
Subculture
- Subculture
- Budaya Kritik Suporter
- Fanatisme Suporter
- Football Casuals
- Madchester
- Derby Tamanchester
- Musik dan sepak bola
- Asal Muasal Istilah Derby
- Guard Of Honour
- Sisilia Memiliki Sektarianisme Tak Terbantahkan
- Makna Simbol Dalam Suporter Sepak Bola
- Dari The Busby Babes Hingga Munich Disaster
- Era Baru Dalam Dunia Suporter Sepak Bola
- Italy's Ultras
- Banalitas Kejahatan Sepak Bola Italia
- Afiliasi Politik Dalam Sepak Bola
- Sektarianisme Antara Celtic dan Rangers
- Resistensi Budaya F.C. United Of Manchester
- Resistensi Supporter Melalui Street Art
- Naked Fussball dan Bentuk Protes Terhadap Sepak Bola Modern
- Resistensi Ultras Raja Casablanca
- Football Fanzine History
-
Music
- Music
- Liam Gallagher, Once
- Live Review, Down By The River Thames
- The Skinner Brothers
- Ian Brown
- Salford Lads Club, The Smiths dan Kenakalan Remaja Manchester
- Kenapa Ian Brown Dipanggil King Monkey?
- Makna Dibalik Simbol Lemon The Stone Roses
- Morrissey: Eksistensi dan Kontroversi
- Cerita Dibalik Lagu Bella Ciao dan Dali Mask
- Fanatisme The Stone Roses Terhadap Manchester United
- MANIC STREET PREACHERS: Senandung Perlawanan Dalam Balutan Musik Rock
- Liam Gallagher Vs Damon Albarn: Battle of Britpop, apa kabar?
- Apakah Reuni Oasis Hanya Omong Kosong?
- Siapa Sosok Pria Dalam Cover Album Meat Is Murder?
- PRUNG EXCLUSIVE INTERVIEW WITH COLIN, FROM VANILLA MUFFINS
- Movie
-
Fashion
- Fashion
- Monkey Jacket
- Harmonisasi Inggris Dan Jerman
- Paisley
- P-1080 Project
- PRUNG, Filosofi dan Makna
- Dari Suku Inuit, Medan Perang Hingga Modernist Connoisseurs
- A Short History Of Socks
- A Little Story Tracksuits Story
- Bucket Hat Story: Dari Pedesaan Sampai Panggung Besar
- Fashion and Football Culture
- What’s the Story? Gingham Glory!
- A Short Story Camouflage Pattern
- A Little Knitwear Story
- Menelusuri Perjalanan Smock Jacket
- Menelisik Perjalanan Panjang Flight Jacket
- Cargo Pants History: Dari Medan Perang Hingga Lemari Pakaian
- Dropshipper
- About
-
Shop
-
P-1080
-
Prung Station
-
PODCAST
- DON KUMBANG Eps 1
- ALBERT SHADRACH Eps 2
- COACH COKIE Eps 3
- IRFAN POPISH Eps 4
- SHAMROOG Eps 5
- ATET STONEBOYS Eps 6
- REIZA SEEON Eps 7
- MORREZZA Eps 8
- TONKILLS Eps 9
- CARANGLAKSITA ABHIMANTRA Eps 10
- ARLAN SIDDHA Eps 11
- AYAH DONNY Eps 12
- AL a.k.a UCAY Eps 13
- DANI MILLENIX Eps 14
- AAN HAIRCUT EPS 15
- IM BOBS Eps 16
- LUCKY SOUNDSYSTEM Eps 17
- ATMOSFER DARI PRUNG STATION Eps 18
- SIR IYAI Eps 19
- BANDUNG SUPPORTER ALLIANCE Eps 20
- ANGKE BULLDOG BRIGADE Eps 21
- UGE JABAR Eps 22
- RANDY NTENK Eps 23
- DHANI MUNGGARAN Eps 24
- TOBIAS GINANJAR Eps 25
- AUN RAHMAN Eps 26
- KANG JALU BANDUNG PREMIER LEAGUE Eps 27
- FLAND Eps 28
- ALTER.NAIVE Eps 29
- JEBO & PHEY Eps 30
- ALIF SAPTO NUGROHO Eps 31
-
PRUNGPEDIA WITH SHAMROOG
- INTRODUCING PRUNGPEDIA EPS. 1
- WHAT IS CATALONIA ? EPS. 2
- FC BARCELONA BETWEEN STRUGGLE AND FOOTBALL EPS. 3
- FC BARCELONA MES QUE UN CLUB? EPS. 4
- CHRONICLE OF UK & IRELAND STORY PART 1 EPS. 5
- CHRONICLE OF UK & IRELAND STORY PART 2 EPS. 6
- CHRONICLE OF UK & IRELAND STORY PART 3 EPS. 7
- UNTOUCHABLE AFRICA PART 1 EPS. 8
- UNTOUCHABLE AFRICA PART 2 EPS. 9
- UNTOUCHABLE AFRICA PART 3 EPS. 10
- STORY OF BALKANS PART 1 EPS. 11
- STORY OF BALKANS PART 2 EPS. 12
- DERETAN BERLIAN SEPAKBOLA BALKAN EPS. 13
- GREAT STORY OF GREATER LONDON EPS. 14
- FOOTBALL STORY IN GREATER LONDON EPS. 15 (2023)
- BELANDA DAN SERBA-SERBI CERITANYA EPS. 16
- BELANDA, RAJA TAK BERMAHKOTA DARI EROPA EPS. 17
- MAGNIFICENT LAND OF BRAZIL EPS. 18
- BRAZIL : FAKTA DI BALIK RAKSASA SEPAKBOLA DUNIA EPS. 19
- HISTORIA ITALIA EPS. 20
- CULTURA DI CALCIO EP. 21
- MAGNIFICENT HISTORY OF TURKIYE EPS. 22
- TURKIYE FOOTBALL ANTHOLOGY EPS. 23
- THAILAND : LAND OF SMILES EPS. 24
- CERITA SEPAK BOLA, NEGARA GAJAH PUTIH EPS. 25
- AUSTRALIA : LAND OF HOPE FROM THE SOUTH EPS. 26
- AUSTRALIAN SOCCEROOS EPS. 27
- JAPAN : LAND OF THE RISING SUN EPS. 28
- HISTORY OF JAPAN : SAKKĀ (SOCCER/FOOTBALL) EPS. 29
- From Russia With Love Part 1 EPS. 30
- From Russia With Love Part 2 EPS. 31
- RUSSIAN FOOTBALL : THE SLEEPING GIANT BEAR EPS. 32
- NORDIC - SCANDINAVIAN WORLD PART 1 EPS. 33
- SCANDINAVIAN FOOTBALL SAGA EPS. 34
- U.S.A UNITED STATES OF AMERICA : NEW WORLD EPS. 35
- HISTORY OF AMERICAN FOOTBALL SOCCER EPS. 36
- DON'T CRY FOR ME ARGENTINA EPS. 37
- ARGENTINA : SOUTH AMERICAN FOOTBALL UNDERDOG EPS. 38
- HOLA AMIGOS, MEXICANO EPS. 39
- MEXICO : MESOAMERICA FUTBOL GIGANTE EPS. 40
- GERMANY : DEUTSCHLAND UBER ALLES EPS. 41
- GERMANY : DER PANZER VON EUROPA EPS. 42
- FRANCE : LIBERTE EGALITE FRATERNITE EPS. 43
- FRANCE : Le-Coq d'Europe EPS. 44
- PORTUGAL : Imperio Maritimo do Mundo EPS. 45
- PORTUGAL: Navigadores do Europa EPS. 46
- URUGUAY : Magical Sun of May (Magico Sol de Mayo) EPS. 47
- URUGUAY : SLEEPING GIANT FROM SOUTH AMERICAN EPS. 48
- SOUTH KOREA: STORY FROM THE HAN RIVER EPS. 49
- SOUTH KOREA: TIGER OF ASIAN FOOTBALL EPS. 50
- POLSKA: WHITE EAGLE OF EUROPE EPS.51
- POLANDIA: Biało-Czerwoni Orły – White-Red Eagle EPS.52
- MALAYSIA : Kisah Tanah Melayu EPS. 53
- MALAYSIA : Harimau dari Semenanjung Malaya EPS. 54
- SINGAPURA : Small Island, Big Hope EPS. 55
- SINGAPORE: Singa Selat Malaka EPS. 56
-
SOUND OF PRUNG
- Ay Ay Bruv !! Eps.1
- Subkultur Terakhir Itu Bernama Football Casuals Eps. 2
- Kontradiksi Antara Ultras dan Football Casuals Eps.3
- Sayap Kiri ST. PAULI Eps.4
- If You Tolerate This Your Children Will Be Next Eps.5
- Ada apa dengan Inggris dan Rusia? (Battle of Marseille) Eps.6
- Against Modern Football? Eps.7
- Wajah Suporter Sepakbola Turki Eps.8
- Aries Ediwan: "THE MOST WANTED !" Eps.9
- Tuhan Menciptakan Manchester Pada Hari Ke Enam (Madchester Scene) Eps.10
- Aldi Keparat : NewYork punya C.B.G.B, Bandung punya Saparua Eps.11
- Aldi Salladin : Review Film Trainspotting Eps.12
- England Fans Tak Ubahnya Seperti Kita!!! Eps.13
- 11 Orang Dari 270 Juta Jiwa, Masa Iyah Sih? Eps.14
- PRUNG X BOATSY (Lads From Forest Executive Crew) Eps.15
- Sometimes Maybe Good, Sometimes Maybe Shit (The Naughty Footballers) Eps.16
- When Football Meets Music #1 (Kasabian,Blur,Oasis,The Stone Roses) Eps.17
- Sekali Seumur Hidup Mengharumkan Nama Bangsa Eps.18
- Keangkuhan Petinggi Klub VS Kesetiaan Pemain ke 12. Eps19
- When Football Meets Music #2 (Johnny Rotten, Suggs Madness, Cockney Rejects,The Business) Eps.20
- Hantam Prasangka Buruk! (AAN Haircuts, ACA Straight Answer, ANGKE Bulldog Brigade) Eps.21
- BUDI DALTON: Football Casuals di Mata Budayawan Eps.22
- DODI BRAWLERS68 : Anti Rasis Belum Tentu Anti Fasis! Eps.23
- SHAMROOG : Most Dangerous Football Derby Eps.24
- MEET THE OWNERS | Riverside Forest Eps.25
- MEET THE OWNER | Birds Death Brigade Eps.26
- UTAY WARRIORS : Good Friends Good Family As One Eps.27
- MEET THE OWNERS | Kita Main 12 Orang! Eps. 28
- MEET THE OWNERS | Non League - Our Football Game Eps. 29
- MEET THE OWNERS | Chasing The Underdogs Eps. 30
- IEV TENGIK Mau Jadi Host Baru Sound Of Prung ? Eps. 31
- PAHYOL : Indie Bukan Totebag Apalagi Kopi Senja Eps.32
- PRABU PRAMAYOUGHA Saturday Night Karaoke : Don't Watch This! Eps.33
- BUDI TURLTES JR | FROM BANDUNG TO U.K & EUROPEAN TOUR EPS.34
- AKBER ( EYEDUST ) : KOMINFO RONGSOK !! ILUSTRATOR JADI SUSAH BERKARYA Eps.35
- DASA & EKY : BANDUNG MASIH JADI KOTA KREATIF ? YAKIN ?? Eps.36
- COKIE RIOTZ : TULANG BESI HADIR DENGAN NUANSA OI!CHESTRA Eps.37
- DOCMARTERS BANDUNG : WE ARE BACK !!! ROAD TO ONE DECADE DOCMARTERS BANDUNG Eps.38
- KIMUNG : TERNYATA RAVE MUSIC BUKAN SEKEDAR PARTY Eps.39
- HADI "ANTI SQUAD" : DARI JALANAN SAMPAI LAYAR LEBAR Eps.40
- MUSIC FOR ALL - STOP THE HATE : ROAD TO COCKNEY REJECTS FAREWELL TOUR 2023 Eps.41
- NO TICKET NO SHOW : ROAD TO COCKNEY REJECTS FAREWELL TOUR 2023 Eps.42
- COCKNEY KIDZ : KENAPA JATUH CINTA DENGAN WEST HAM UNITED ? PAKET KUMPLIT ! Eps.43
- DENNIE SHERMAN : TIDAK ADA PERBEDAAN KASTA DI WESTHAM RELATE DENGAN SKINHEAD ! Eps.45
- HAMMERS BANDUNG : BANGGA MENJADI MEDIOKER ! Eps.46
- BREZ : EAST END LONDON PUNYA COCKNEY, WEST BANDUNG PUNYA KOKDA Eps.47
- WISNU THE BOLDNESS : NGOBROLIN SKENA BALI SAMPAI REKLAMASI Eps.48
- IBOI STRENGTH THRU : CARILAH KESAMAAN, JANGAN CARI PERBEDAAN ps.48
- SUNNY SUMMERDAY : PROUD TO BE UNPOPULAR Eps.50
- BEBANGKAN OI! SQUAD : FROM TRIBUNE TO THE STAGE Eps.51
- NFC : MANIFESTING MORE GENERATION OF ACHIEVERS. GRASSROOTS WILL SHINE HERE! Eps.52
- KLAB ZINE DAN PERKEMBANGAN ZINE HARI INI! Eps.53
- GEBEG : KOMEDIAN BERKEDOK DRUMMER Eps.54
- MEET THE OWNERS : MAYDAY COLLECTIVE FOOTBALL Eps.55
- MODS INDONESIA : PERJALANAN MODS DI INDONESIA, SEMUA ADA DI BUKU INI ! Eps.56
- BANDUNG REGGAE SUPPORTER : SKINHEAD KOK DENGERIN REGGAE ? Eps.57
- MONYONG & TOMMY : OBROLAN BERKESAN BERSAMA KAWAN DARI NEGERI JIRAN Eps.58
- BUJANGAN URBAN : BANYAK GRAFFITI DI SUATU KOTA? BERARTI KOTA ITU KORUP! Eps.59
- SÉBASTIEN LOUIS : AUTHOR OF ULTRAS, GLI ALTRI PROTAGONISTI DEL CALCIO Eps.60
- HASBI ILMAN : KEMASAN BERITA CIAMIK ALA JURNALISTIK KOMIK Eps.61
- JACK AND JHON : HENTIKAN SEGALA KEKERASAN MARI KITA PARTY !!! Eps.62
- MEET THE OWNERS : KALAU MERUSAK PERTEMANAN, MENDING BUBAR! Eps.63
- MEET THE OWNERS : HARUS ADA PESAN YANG DISAMPAIKAN LEWAT SEPAKBOLA Eps.64
- MEET THE OWNERS : PEMAIN DIGOCEK WASIT, HAL LUAR BIASA DI LIGA 3 Eps. 65
- KUNTOWIYOGA : APAKAH FAN-OWNED CLUB AKAN BERUMUR PANJANG? Eps. 66
- A Moments To Remember Sound of Prung
- RIZKI MASBOX SANJAYA : PERSIB DAN ILUSI SULANJANA Eps. 67
- PASAR GRATIS : NOT FOR CHARITY, THIS IS SOLIDARITY Eps. 68
- KUASSA : PLUGIN LOKAL BERSELANCAR DI PASAR GLOBALEps. 69
- RIO RAZOR : MASIH PERCAYA KONEKSI PERTEMANAN Eps. 70
- INDONESIA MODS MAYDAY : SHOW YOUR DRESS, SHOW YOUR SCOOTER Eps. 71
- NOT FUSSED : GAK BUTUH EXPOSURE, INI SEMUA CUMA BERCANDA Eps. 72
- FAHMI RAMDHANI : YANG NONTON PURE SATURDAY ITU, PASTI WANGI! Eps. 73
- BANDUNG CLOBBER MARKET : CLOBBER ITU DARI ATAS SAMPAI BAWAH! Eps. 74
-
WEEKEND WAVES
- WEEKEND WAVES #track1 : ALDI SALLADIN
- WEEKEND WAVES #track2 : DEATHLESS
- WEEKEND WAVES #track3 : ACHELL SUEZ
- WEEKEND WAVES #track4 : MOONSHINE69
- WEEKEND WAVES #track5 : FYSN19
- WEEKEND WAVES #track6 : PEMUDA SALAH JALAN
- WEEKEND WAVES #track7 : Luckysoundsystem
- WEEKEND WAVES #track8 : USINNISU
- WEEKEND WAVES #track9 : SENPI MUSIC
- WEEKEND WAVES #track10 : DONGTSAY
-
PODCAST
- Bring Back The 80's
-
Webzine
-
Football History
- Resistensi Budaya F.C. United Of Manchester
- Sektarianisme Antara Celtic dan Rangers
- Permainan Kotor Dari Dataran Inggris, The Crazy Gang dan Tingkah Tengilnya
- Afiliasi Politik Dalam Sepak Bola
- Banalitas Kejahatan Sepak Bola Italia
- Dari The Busby Babes Hingga Munich Disaster
- Lupakan Milan, Sisilia Memiliki Sektarianisme Tak Terbantahkan
- GUARD OF HONOUR, TRADISI TUA YANG TETAP DILESTARIKAN
- Royal Shrovetide Football Match dan Asal Muasal Istilah Derby
- Melawan Penjajahan Dengan Sepakbola
- The Dog Saved Manchester United
- Tartan Army: Fanatisme dan Kenakalan Supporter Skotlandia
- Kebencian Warga Liverpool Terhadap Inggris
- Dendam Kesumat Antara Inggris dan Jerman
- Narcos Football: Kartel Narkoba dan Sepakbola Kolombia
- Akar Permusuhan Manchester United Vs Leeds United
- Budaya Amsterdam dan Kebebasan Bob Marley
- Asal Muasal Perjudian Dalam Sepak Bola
- Aksi Protes dan Isu Bubarnya Curva Nord Atalanta Bergamo
- DEATH MATCH: Aroma Kematian Dalam Suatu Pertandingan
- Akar Rasisme La Familia Beitar
- Tuesday Drinking Club: Budaya Sepak Bola dan Minuman Beralkohol
- The Football War
- Kisah di Balik Football War
- Perlawanan Terhadap Pelecehan Seksual Dalam Dunia Sepak Bola
- Keterlibatan Suporter Dalam Suatu Klub Sepak Bola
- Menelisik Hubungan I’m Forever Blowing Bubbles Dan West Ham United
- SEPAK BOLA DAN KAUM KELAS PEKERJA
-
Our Opinion
- Mengapa Rasisme Menyebalkan?
- This Is Our Opinion: Football Casuals, Skena Tanpa Nahkoda
- Who Said Football is Fascist Game?
- Sampai Kapan Hingar Bingar di Stadion Kosong Berakhir?
- Rivalitas Tanpa Menyentuh Profesi
- That’s Why I Love Football
- Memelihara Rasa Peduli Bukanlah Hal Yang Hina
- Who Said Pop Is Dead? Kancah Musik Pop Kota Bandung
- Football Casual Sama Dengan Hypebeast?
- Sepak Bola Indonesia Butuh VAR?
- Sepak Bola dan Budaya Kolektif
- Akhiri Budaya Catcalling Dalam Dunia Suporter!
- Mendambakan Sepak Bola Tanpa Ujaran Kebencian
- Suporter Bukan Sapi Perah, Apalagi Kambing Gembala
-
Figure
- Cantona
- Maradona
- Albert Shadrach
- Coach Cokie Riotz
- Irfan Popish
- The Crazy Gang
- Alan McGee
- Enrico, Los Fastidios
- Colin Blaney
- Daniel a.k.a Kulbritania
- Benjamin Odeje
- Exclusive Interview With Dhani Munggaran
- Exclusive Interview With Dimaz Maulana, Bawahskor
- Ronny Pattinasarany: Sepakbola, Keluarga dan Bandar Narkoba
- George Best: Kenakalan Dan Kepiawaian Di Atas Lapangan
- Bob Marley: Perdamaian, Kemerdekaan dan Sepak Bola
- Nadia Nadim : Dari Herat Menjadi Pemain Sepak Bola Denmark Terhebat
- Meet the firm
-
Subculture
- Budaya Kritik Suporter
- Fanatisme Suporter
- Football Casuals
- Madchester
- Derby Tamanchester
- Musik dan sepak bola
- Asal Muasal Istilah Derby
- Guard Of Honour
- Sisilia Memiliki Sektarianisme Tak Terbantahkan
- Makna Simbol Dalam Suporter Sepak Bola
- Dari The Busby Babes Hingga Munich Disaster
- Era Baru Dalam Dunia Suporter Sepak Bola
- Italy's Ultras
- Banalitas Kejahatan Sepak Bola Italia
- Afiliasi Politik Dalam Sepak Bola
- Sektarianisme Antara Celtic dan Rangers
- Resistensi Budaya F.C. United Of Manchester
- Resistensi Supporter Melalui Street Art
- Naked Fussball dan Bentuk Protes Terhadap Sepak Bola Modern
- Resistensi Ultras Raja Casablanca
- Football Fanzine History
-
Music
- Liam Gallagher, Once
- Live Review, Down By The River Thames
- The Skinner Brothers
- Ian Brown
- Salford Lads Club, The Smiths dan Kenakalan Remaja Manchester
- Kenapa Ian Brown Dipanggil King Monkey?
- Makna Dibalik Simbol Lemon The Stone Roses
- Morrissey: Eksistensi dan Kontroversi
- Cerita Dibalik Lagu Bella Ciao dan Dali Mask
- Fanatisme The Stone Roses Terhadap Manchester United
- MANIC STREET PREACHERS: Senandung Perlawanan Dalam Balutan Musik Rock
- Liam Gallagher Vs Damon Albarn: Battle of Britpop, apa kabar?
- Apakah Reuni Oasis Hanya Omong Kosong?
- Siapa Sosok Pria Dalam Cover Album Meat Is Murder?
- PRUNG EXCLUSIVE INTERVIEW WITH COLIN, FROM VANILLA MUFFINS
- Movie
-
Fashion
- Monkey Jacket
- Harmonisasi Inggris Dan Jerman
- Paisley
- P-1080 Project
- PRUNG, Filosofi dan Makna
- Dari Suku Inuit, Medan Perang Hingga Modernist Connoisseurs
- A Short History Of Socks
- A Little Story Tracksuits Story
- Bucket Hat Story: Dari Pedesaan Sampai Panggung Besar
- Fashion and Football Culture
- What’s the Story? Gingham Glory!
- A Short Story Camouflage Pattern
- A Little Knitwear Story
- Menelusuri Perjalanan Smock Jacket
- Menelisik Perjalanan Panjang Flight Jacket
- Cargo Pants History: Dari Medan Perang Hingga Lemari Pakaian
-
Football History
- Dropshipper
- About
Harmonisasi Inggris Dan Jerman Dalam Subkultur Football Casuals
Inggris dan Jerman, salah satu negara yang berada dibenua Eropa ini memang memiliki banyak cerita dan nilai sejarah. Kedua negara ini memiliki catatan bersejarah dalam perang dunia 1 dan perang dunia 2. Pertempuran ini diawali pada 16 Desember 1914 ketika dimana pasukan angkatan udara Jerman menyerang angkatan laut Inggris secara tiba-tiba. Serangan ini terjadi di Hartlepool dan Scarborough, kota pelabuhan utara Britania. Hal ini terjadi selama 90 menit dan menyebabkan banyaknya jatuh korban pada saat itu dan Inggris mengecam Jerman atas apa yang angkatan udara Jerman lakukan. Inggris tidak tinggal diam, mereka melakukan serangan balik pada angkatan perang Jerman dan pertempuran besar pun terjadi.
Selain daripada itu kedua negara ini memiliki catatan yang baik dalam dunia sepak bola. Dalam beberapa kali pertemuan, sialnya Inggris lebih sering menelan kekalahan dalam pertempuran ini. Dalam permainan sepak bola, Jerman bermain santai dan dapat dikatakan selalu telat panas dalam setiap pertandingannya sedangkan Inggris selalu bermain menyerang dengan permainan kick and rush nya hal ini juga yang menciptakan perbedaan pendapat dimana bagi Jerman bertahan adalah sebuah seni dan bagi Inggris permainan bertahan adalah sebuah bentuk anti sepak bola, mungkin hal ini juga yang melatar belakangi istilah “pertahanan terbaik adalah menyerang”. Banyak hal yang mengakibatkan perpecahan ini terus meluas dalam kehidupan diluar lapangan seperti halnya bagi sebagian banyak masyarakat Inggris mereka masih meyakini bahwa Jerman adalah rival bagi mereka, berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat Jerman, mereka sama sekali tidak merasa Inggris sebagai rival abadi nya.
Dalam dunia sepak bola, kedua negara ini memiliki prestasi yang cukup gemilang dalam berbagai perhelatan. Nilai histori dan kejayaan yang mereka ukir juga membuat kedua negara ini secara tidak langsung menjaga eksistensi, prestasi dan nilai-nilai yang sudah terukir sebelumnya. Tetapi lupakan itu semua karena pada ulasan kali ini kami akan mengulas sisi lain dari kedua negara ini yang bersinggungan langsung dengan subkultur Football Casuals.
Sepertinya fashion menjadi hal yang wajib dalam subkultur Football Casuals ini. Beberapa brand asal Eropa mendominasi pasar yang mencakup dunia subkultur Football Casuals ini. Selain daripada Italia, Perancis dan Skotlandia ternyata Inggris dan Jerman pun memiliki peranan besar dalam dunia fashion, khususnya bagi subkultur Football Casuals. Tiga brand yang akan kami bahas kali ini adalah brand yang memiliki konsentrasi dalam dunia footwear atau sepatu. Adidas, Clarks dan Dr Martens menjadi brand yang cukup digilai dalam subkultur Football Casuals ini. Dapat kita lihat ketika distadion sekumpulan suporter dengan menggunakan produk-produk tersebut, tetapi ternyata tidak hanya dilapangan sepak bola saja, dalam kehidupan sehari-hari pun sering kita jumpai para penggiat subkultur Football Casuals yang menggunakan tiga brand tersebut.
Dr Martens, salah satu brand yang mendominasi beberapa subkultur yang lahir di Inggris ini memang menjadi salah satu brand yang memiliki identitas bagi para pecintanya. Berawal dari istirahatnya pasca mengalami patah kaki pada saat perang di Munich, Jerman Dr Klaus Maertens seorang prajurit perang berusia 25 tahun membuat sol sepatu dengan sol yang memiliki karakter empuk dengan bantalan udara. Sol sepatu ini pada awalnya hanya untuk ia gunakan sendiri untuk digunakan dimasa pemulihan patah kakinya tersebut. Tetapi setelahnya ia menunjukan hasil karyanya pada salah satu teman lamanya yaitu Dr Herbert Funk. Setelah memperlihatkan hasil penemuannya Dr Klaus Maertens dan Dr Herbert menjalin kerja sama untuk membuat sepatu dengan inovasi sol yang dibuat oleh Dr Klaus Maertens dengan menggunakan sepatu bagian atas yang digunakan oleh militer. Pada tahun 1947 mereka berdua memulai memperjual belikan sepatu hasil karyanya, pada tahun ini juga penjuaalan sepatu ini sangat pesat dengan target pasar wanita yang memiliki umur lanjut usia. Melihat penjualan yang sangat pesat pada tahun 1959 mereka mencoba keberuntungan dengan memasang iklan di beberapa majalah ternama dibeberapa negara.
Griggs Company, salah satu pengrajin sepatu boots yang berada di kota kecil Wollaston, Northamptonshire Inggris ini selama enam dekade memiliki reputasi yang sangat baik karena hasil produksinya memiliki kualitas yang sangat baik, kokoh dan tahan lama. Perusahaan keluarga ini telah memproduksi sepatu boots sejak 1901. Pada tahun 1960 Griggs Company masih dijalankan oleh generasi ketiga dari keluarga ini. Bill, Ray, Colin dan Son Max sedang melihat majalah yang membahas penjualan sepatu. Pada saat itu mata Bill tertuju pada suatu iklan dari Jerman yang memperlihatkan iklan sebuah sepatu dengan sol yang dilengkapi dengan inovasi bantalan udara. Melihat iklan tersebut mereka meminta lisensi perilisan pada Dr Klaus Maertens dan mereka mendapatkannya.
Setelah mereka mendapatkan lisensi secara eksklusif dari Dr Klaus Maertens mereka memulai dengan memodifikasi sepatu yang dibuat sebelumnya. Bagian tumit dan bagian atas menjadi salah satu konsentrasi mereka adalah bagian tumit yang dibuat lebih nyaman, bagian atas yang dibuat lebih bulat dan jahitan kuning dibagian midsole dan beberapa bentuk lainnya dengan mempertahankan sol yang memiliki bantalan udara dan akhirnya sepatu ini resmi memiliki nama “Air Wair” yang juga dilengkapi dengan lingkaran berwarna hitam dan kuning dibagian tumit yang juga menampilkan inovasi sol terbarunya “With Bouncing Soles” dengan ditulis langsung oleh Bill Grigg. Gayung bersambut, pada tanggal 1 April 1960 mereka meresmikan sepatu boots pertama mereka dengan memiliki delapan lubang dan dengan nama resmi Dr Martens, disinilah awal perjalanan sepatu yang identik dengan beberapa subkultur di Inggris dimulai.
Dr Martens melakukan dobrakan, ketika mengingat pada tahun tersebut fashion dan aroma budaya di Inggris sepertinya tidak memerlukan sepatu boots yang fungsional. Fashion glamour dan segala yang berbau kemewahan menjadi fashion favorit di Inggris pada saat itu, tetapi rupanya Dr Martens tidak memperdulikan hal itu. Sepatu Dr Martens pada awalnya digunakan oleh postmen atau biasa dikenal dengan tukang pos dan para kaum kelas pekerja pada saat itu, namun waktu terus berjalan dan tibalah suatu gebrakan baru yang tanpa di inisiasi oleh Dr Martens sendiri. Dr Martens digunakan oleh penggiat subkultur skinhead dan beberapa turunannya dengan membawa semangat kelas pekerja mereka dengan bangga menggunakan sepatu boots ini. Tidak lama dari peristiwa ini Pete Townshend sebagai gitaris The Who yang sangat terkenal pada saat itu ikut mempopulerkan sepatu boots ini dengan semangat symbol kelas pekerja dan sikap pemberontakannya. Masa inilah dimana awal perubahan Dr Martens yang awalnya menjadi sepatu kelas pekerja menjadi sesuatu yang penting dalam pergerakan subkultur di Inggris pada saat itu. Dr Martens terus berkembang dengan banyaknya subkultur yang mengaplikasikan sepatu boots ini dalam fashionnya. Dengan mengikuti perkembangannya Dr Martens tidak hanya bagi kelas pekerja dan pengirim surat, sepatu boots ini juga digilai oleh para musisi, khusunya yang berada di Inggris dengan tidak melupakan semangat kaum kelas pekerja yang melatar belakangi terbentuknya sepatu ini. Musik, fashion dan subkultur yang digilai para anak muda pada saat itu melekat dengan Dr Martens hingga saat ini. Salah satu musisi yang sering terlihat menggunakan sepatu Boots Dr Martens ini adalah Damon Albarm, vokalis band asal Inggris yaitu Blur dan sampai saat ini Dr Martens menjadi sepatu yang memiliki identitas khusus bagi para pecintanya, khususnya subkultur skinhead dan juga subkultur Football Casuals.
Selain daripada Dr Martens, Clarks juga memiliki history yang menarik dengan semangat pergerakan anak muda yang mengagumi sepatu ini. Mengawali kiprahnya di kota Somerset Inggris, Cyrus Clarks mendirikan sebuah bisnis penyamakan wol dan produksi kulit dengan sepupunya, selain daripada itu ia juga menjual permadani yang terbuat dari kulit domba. Setelah bisnis ini berjalan, James, adik dari Cyrus Clark ikut bergabung dengan bisnis ini dan membuat ide baru dengan membuat sandal dari potongan permadani yang terbuat dari kulit domba. Produk pertama yang dibuat oleh James dan diresmikan juga oleh dirinya diberi nama Brown Petersburgh, sendal yang terbuat dari kulit domba ini terjual sangat pesat di Inggris pada tahun 1928. Mengingat banyaknya peminat hingga 1000 pasang per bulan dan dibuat langsung dengan tangan ini membuat Clarks bersaudara ini mulai menggunakan jasa pemotongan dan menjahit sandal ini. Pegawai yang mereka libatkan dalam perusahaan ini sebagian besar adalah penduduk setempat.
Melihat pesatnya penjualan Brown Petersburgh, dalam pameran yang diselenggarakan di Joseph Paxton’s Crystal Palace, Clarks bersaudara ini mendapatkan penghargaan atas pencapaian mereka dalam industri Inggris.
Clarks terus berinovasi dan berkembang, dengan mendapatkan pinjaman untuk mengembangkan usahanya Calrks juga mendapatkan nafas segar setelah James melibatkan putra bungsunya yaitu William. Waktu terus berjalan dengan segala inovasi yang terus dijalankan oleh Clarks. Mengingat kebanyakan ukuran kaki manusia yang berbeda antara kanan dan kiri Clarks meluncurkan inovasi baru ditahun 1883 dengan menyesuaikan dengan ukuran kaki yang berbeda ini dan hal ini juga yang membedakan Calrks dengan sepatu lainnya yang memiliki ukuran sama dalam ukuran kaki kiri dan kanannya. Pada tahun 1825 Clarks memperluas produksi nya, rupanya hal ini dilakukan untuk mempercepat produksi dalam waktu yang singkat dan jumlah yang banyak dengan mempertahankan standar dan kualitas yang tinggi. Untuk meningkatkan penjualan yang sangat baik pada saat itu Clarks merilis iklan pertamanya dan mengakuisisi perusahaan Abbotts Shop pada saat itu.
Hugh Bryan Clark hadir dengan nama pertamanya yaitu Peter Lord hingga tahun 1990 an. Pada tahun 1950 Clarks meluncurkan sepatu legendarisnya yang dirilis hingga saat ini yaitu Clarks Desert Boots yang dirancang langsung oleh Nathan Clark, cicit dari James Clark. Clarks Desert Boots telah menjadi salah satu model sepatu yang paling populer selama hampir 70 tahun. Museum Desain memasukkan Desert Boot dalam koleksi "Fifty Shoes that Changed the World". Pada tahun 1960 Clarks Desert Boots banyak diminati oleh banyak subkultur di Inggris pada saat itu, khususnya subkultur mods di Inggris dan Rude boys di Jamaika.
Clarks kami rasa tidak puas dengan pencapaiannya. Pada tahun 1970 mereka resmi merilis Clarks Wallabee yang terinspirasi dari gaya sepatu moccasin. Clarks Wallabee sangat populer hingga saat ini dan menjadi salah satu produk ikonik dari Clarks. Clarks Wallabe memiliki sangat banyak peminat mulai dari artis, musisi hingga seniman lainnya. Johnny Marr menjadi salah satu musisi yang kerap terlihat menggunakan sepatu Clarks Wallabee ini. Clarks terus berkembang, dengan berbagai inovatif yang mereka lakukan menjadikan produk ini mendunia dan sangat terkenal diberbagai belahan dunia. Skena musik menjadi sesuatu yang sangat melekat dalam dunia entertainment hingga saat ini. Salah satu acara televisi terkenal yang melibatkan Clarks Wallabee ini adalah Breaking Bad. Karakter Walker White memakai Clarks Wallabee dihampir semua episode yang ditayangkan oleh film ini.
Setelah Dr Martens dan Clarks menjadi iconic subkultur di Inggris, satu brand yang sangat mewakili subkultur Football Casuals adalah Adidas. Berawal pada tahun 1920, di sebuah kota kecil Bavaria, Jerman. Pada tahun 1925Adolf Dasler yang pada saat itu berusia 20 tahun anak dari pengrajin sepatu menemukan inovasi baru dalam membuat sepatu sepak bola. Adolf Dasler menemukan sepatu berduri untuk digunakan dilintasan lari dan lapangan sepak bola.hal ini tidak terlepas dari kesukaannya pada olahraga sepak bola. Setelah menemukan inovasi terbarunya Adolf Dasler dan saudaranya Rudolph Dasler mendirikan perusahaan sepatu olahraga bernama “Jerman Gebrüder Dassler OHG” yang kemudian dikenal dengan Adidas.
Adidas mendapatkan keberhasilannya di ajang Olimpiade 1928 di Amsterdam. Pada saat itu sepatu Adidas mulai mendunia setelah Lina Radke salah satu atlet yang mengikuti olimpiade ini berhasil menyabet medali emas dalam olimpiade ini. Tidak berakhir sampai disitu, Adidas terus berkontribusi dalam dunia olah raga. Adidas kembali berhasil mencatatkan namanya dalam dunia olahraga setelah Jesse Owens mengenakan sepasang sepatu lari Dassler saat ia memenangkan empat medali emas untuk AS di Olimpiade Berlin 1936.
Kedua kakak beradik ini mengalami perselisihan selama perang, setelah sebelumnya mereka yang tergabung dalam salah satu pergerakan dijerman. Rudolf yakin Adolf telah mengidentifikasinya sebagai pengkhianat pasukan Amerika. Pada tahun 1948, Rudolf mendirikan apa yang kemudian menjadi Puma, perusahaan sepatu saingan Adidas.
Pada 18 Agustus 1949, Adolf Dassler memulai lagi bisnisnya pada usia 49, mendaftarkan "Adi Dassler adidas Sportschuhfabrik" dan memulainya dengan 47 karyawan di kota kecil Herzogenaurach. Pada tahun yang sama, ia mendaftarkan sepatu yang termasuk pendaftaran adidas 3 Stripes. Kembali mengukir sejarah setelah tim nasional sepak bola Jerman menjuarai piala dunia 1954 dengan menggunakan sepatu sepak bola Adidas. Nama Adidas semakin terdengar keseluruh penjuru dunia dengan produk sepatunya. Pada tahun 1967 Adidas menggaet salah satu pemain legendaris Jerman pada saat itu Franz Beckenbauer untuk menjadi artis dalam iklan produk pakaian olahraga ini. Adidas terus melakukan inovasi dalam memproduksi sepatu nya. Adolf Dasler sering mengunjungi para atlet untuk mengetahui apa-apa saja yang mereka butuhkan untuk melakukan aktifitasnya didalam dunia olah raga. Adolf terus dan terus mencari informasi tentang apa-apa saja keperluan yang diperlukan oleh para atlet hingga akhirnya ia mendapatkan kepercayaan dari para atlet. Pada saat itu para atlet mempercayai produk Adidas bahkan ada beberapa atlet yang memberikan statement bahwa Adidas adalah produk olahraga terbaik dari yang terbaik sekalipun.
Dengan pencapaian ini Adidas diperaya dalam beberapa perhelatan kejuaraan olah raga dan Adidas menjadi semakin terkenal dengan kualitas dan kenyamannya. Pada tahun 1972 ketika digelarnya Olimpiade di Munich, Adidas mengenalkan logo terbarunya yaitu Adidas Trefoil. Adidas Trefoil semakin dikenal setelah Olimpiade Munich ini diselenggarakan. Adidas Trefoil juga disebut dengan Adidas Originals yang memiliki hak paten dari Adolf Dassler. Adidas Originals terus mewakili identitas olahraga dengan kepercayaan dari penyelenggara dan arlet pada saat itu. Gayung bersambut, pada tahun 1980an Adidas Originals menjadi salah satu produk sepatu yang dihilai oleh anak muda di Inggris yang menjadi penggiat dalam subkultur Football Casuals. Adidas Originals menjadi salah satu identitas dengan gaya khas nya yang sangat menjaga model dan kenyamanan bagi para penggunanya.
Dengan mewabahnya subkultur ini menjadikan Adidas semakin menguasai pasar bagi anak muda dan dunia olahraga. Pada tahun 2013 di London, Adidas kembali menghadirkan inovasi baru dengan menggaet Gary Aspden yang menaungi Adidas Spezial. Adidas Spezial ini menghadirkan sejarah dari Adidas Originals dengan menggunakan desain dan siluet dari sepatu Adidas pada masa kejayaannya.
Sampai saat ini ketiga brand yang berasal dari Inggris dan Jerman ini mendominasi pasar bagi banyak anak muda dan khususnya pada subkultur Football Casuals. Ketiga brand sepatu ini menjadi salah satu identitas bagi penggiat subkultur Football Casuals.
Penulis: Rifqi Maulana