Aksi Protes dan Isu Bubarnya Curva Nord Atalanta Bergamo

Aksi Protes dan Isu Bubarnya Curva Nord Atalanta Bergamo

Sepak bola Italia memang tidak akan pernah kehabisan intrik yang ada didalamnya. Pengaturan skor yang sudah menjadi rahasia umum dan aksi mafia yang bertindak bak pahlawan pun seolah menjadi suatu kesatuan dalam perhelatan sepak bola Italia. Aksi kekerasan yang terjadi juga tidak luput dari sorotan media. Dengan dalih mendukung tim kebanggan, barisan suporter yang melabeli diri dengan kata “Ultras” ini memang sangat menarik untuk diperbincangkan.

 

Bagaimana tidak, para ultras ini selalu menjadi daya tarik tersendiri dalam kancah sepak bola Italia. Mereka tidak sungkan untuk melakukan banyak aksi heroik untuk membela tim yang mereka idolakan. Flare, smoke bomb dan giant flag yang berisikan pesan yang mengandung makna dukungan dan bentuk protes pun sering terlihat didalam stadion. Begitu juga dengan kekerasan dalam sepak bola, die hard fan yang menggilai suatu tim dengan bangganya mempertontonkan kekerasan dengan melakukan tindakan yang tidak terpuji, bahkan tidak sedikit juga dari mereka tanpa rasa iba menghabisi nyawa musuh mereka, khususnya dalam laga derbi yang dibumbui dengan rivalitas dan syarat akan makna bersejarah.

 

Satu dari sekian banyak ultras Italia yang memiliki reputasi cukup mentereng dan ternama berasal dari kota Bergamo, Curva Nord Atalanta Bergamo. Meski kota ini hanya memiliki kurang lebih 121.137 jiwa, tidak membuat barisan Ultras Bergamo melunturkan rasa cintanya pada tim asal kota Bergamo, Atalanta Bergamasca Calcio atau yang lebih dikenal dengan Atalanta B.C.

Namun beberapa hari kebelakang bertebaran informasi mengenai bubarnya Curva Nord Atalanta Bergamo yang diberitakan oleh media mainstream maupun media alternatif Italia. Kebubaran Curva Nord Atalanta memang bukan berita baru, pada tahun 2009, berita yang sama cukup menggemparkan dunia sepak bola, khususnya ranah suporter. Tetapi ditengah masa sulit dalam melawan pandemi yang tidak kunjung berakhir, berita tersebut kembali muncul ke permukaan dan menarik perhatian khalayak luas, lalu apa penyebab mereka membubarkan diri? Simak ulasan singkatnya!

 

Susur Galur Curva Nord Atalanta Bergamo

Secara harfiah, istilah 'Ultra' mengacu pada penggemar yang paling bersemangat, terlibat, dan ekstrem di dunia sepakbola. Sebagian besar klub sepak bola di Eropa memiliki kelompok pendukung yang dianggap sebagai ultra itu sendiri, namun sekelompok ultra dari Atalanta membawa definisi ini ke tingkat yang melebihi itu semua. Terlepas dari fasilitas yang tampaknya ketinggalan zaman, suasana yang berhasil diciptakan oleh Curva Nord Bergamo akan membuat kapasitas 20.000 orang terasa seperti 60.000 atau lebih.

 

Sebagian besar penggemar klub tinggal di Provinsi Bergamo, ada ikatan yang sangat kuat antara Atalanta dan warga Bergamo, yang sering berkumpul bersama dalam kelompok yang erat untuk mendukung Atalanta B.C. Curva Nord Bergamo dianggap sebagai salah satu penggemar paling bersemangat dan setia di Italia.

Seperti nama yang mereka gunakan, sebagian besar dari mereka berkumpul di curva nord (tribun utara) sebagai kelompok yang cukup terorganisir. Curva Nord Bergamo terbentuk dari berbagai anggota kelompok ultra di bawah kepemimpinan Claudio "Il Bocia" Galimberti pada tahun 1998. Curva Nord Bergamo secara historis memiliki sudut pandang politik kiri tetapi sekarang mereka terlihat seolah apolitis. Walaupun ada sekelompok ultra terpisah, Forever Atalanta, yang berkumpul di curva sud (tribun selatan), dan diyakini masih berhaluan kiri.

 

Koreografi, termasuk bendera besar bergaris hitam-biru, dipajang di curva nord selama pertandingan Atalanta. Koreografi yang dipamerkan di curva nord selama final Coppa Italia 1996 , termasuk bendera bergaris besar. Pada hari pertandingan, Curva Nord Bergamo sering menyalakan suar (red flare), kembang api , dan koreografi , dan terkadang tribun tempat mereka mendukung Atalanta B.C. ditutupi oleh bendera bergaris hitam-biru besar.

 

Ultras Bergamo memiliki reputasi sebagai salah satu kelompok Ultras paling kejam di Italia dengan jargon yang melabeli diri mereka sebagai "kami membenci semua orang", dan memang mereka memiliki sedikit hubungan baik dengan ultra lainnya dan memiliki banyak persaingan yang kuat. Jargon tersebut telah menghasilkan berbagai persaingan sengit dengan tim sepak bola lain di Italia. Namun, seperti halnya dengan banyak persaingan sepak bola, hal ini kadang-kadang meluas menjadi bentrokan keras dengan basis penggemar lainnya. Atalanta B.C. dan Ultra Bergamo telah mendapatkan beberapa kali hukuman oleh federasi sepak bola Italia karena melakukan tindak kekerasan atau aksi rasisme yang mereka lakukan.

 

Aksi Kemanusiaan dan Bentuk Protes Curva Nord Bergamo

Terlepas dari semua kelakuan tidak terpujinya, rupanya Claudio "Il Bocia" Galimberti dan Curva Nord Bergamo merupakan sosok dan sekelompok ultras yang peduli akan isu kemusiaan. Pada tahun 2009 Curva Nord Bergamo turut mengulurkan tangan dan bantuan bagi para warga yang terdampak akibat bencana alam gempa bumi di L’aquila Italia.

 

Selain daripada itu, Ill Bocia dan Curva Nord Bergamo juga turut membantu korban bencana alam banjir di Genoa, anak-anak penderita onkologi pediatrik Yohanes XXIII dan yang terbaru adalah ketika mereka membantu rumah sakit di Bergamo untuk melawan pandemi covid-19.

Negara kedua yang mendapatkan dampak terbesar akibat virus corona setelah China adalah Italia. Negara yang dikenal dengan Menara Pisa ini memiliki lebih dari 8.000 kasus yang dikonfirmasi dan 631 orang telah meninggal. Pemerintah Italia telah mengambil tindakan pembatasan selama beberapa hari terakhir, termasuk karantina lebih dari 15 juta orang di bagian utara negara itu. Perdana Menteri Giuseppe Conte juga memerintahkan penangguhan bergulirnya Serie A sejak awal virus corona dikategorikan sebagai pandemi.

 

Berkat aksi gemilang dari punggawa Atalanta B.C. yang berhasil lolos ke perempat final Liga Champions melawan Valencia (3-4), pertandingan yang digelar secara tertutup dan tanpa penonton, hal ini dikarenakan virus corona. Para suporter Atalanta dan Curva Nord Bergamo dilarang melakukan perjalanan ke Spanyol, merekapun mendapatkan ganti rugi atas tiket mereka oleh klub dan memutuskan untuk menyumbangkan seluruh jumlah ke rumah sakit Giovanni XXIII di Bergamo sebesar 40.000 euro.

Ultras Curva Nord Bergamo memberitahukan gerakan yang mereka lakukan di halaman Facebook mereka: “Malam ini, kita seharusnya mengalami salah satu malam terindah dalam sejarah kita, tetapi keadaan darurat saat ini menempatkan segalanya dalam perspektif. Saat ini, di kota kami, wilayah kami, ada pahlawan yang berjuang dan bekerja untuk kesehatan semua, meskipun kekurangan sumber daya dan penjaga yang tak ada habisnya. Inilah mengapa kami memutuskan untuk menyumbangkan jumlah total tiket kami ke rumah sakit di Bergamo, dan dalam beberapa hari mendatang kami akan melakukan transfer sebesar 40.000 euro. Die hard fan Atalanta B.C, ini juga merancang dan membuat t-shirt, dengan keuntungan untuk membeli ambulan baru yang dimana di bagian belakang ada spanduk bertuliskan: 'Anda menghargai tantangan terbesar. Bergamo akan selamanya berterima kasih padamu.'

 

Hal ini rupanya mereka lakukan setelah mereka mengirim surat kepada Gabriele Gravina, presiden FIGC. Isi surat yang berisi rasa kekecewaan atas federasi sepak bola Italia ini rupanya tidak mendapatkan tanggapan yang serius. Ultras Atalanta dalam suratnya menuliskan kekecewaan mereka akan ketidakpedulian FIGC akan pandemi yang sedang melanda Italia.

 

Isu Bubarnya Curva Nord Bergamo

Covo, gudang tempat ratusan ultras Atalanta bertemu setiap minggu untuk mengatur paduan suara, koreografi, dan perjalanan ke Italia dan Eropa, mengikuti tim Gian Piero Gasperini. Namun rupanya pertemuan kali ini bukan mengenai rencana yang akan mereka lakukan di atas tribun. Pertemuan pada selasa malam disinyalir membahas tentang masa depan dan keberlangsungan die hard fan Atalanta B.C.

 

Belum ada penjelasan resmi, diperkirakan beberapa hari ke depan. Akan ada faktor yang berbeda: jarak capo karismatik, Claudio "ll Bocia" Galimberti pun tidak luput dari cocokologi selama ini, regenerasi yang gagal, absen dari stadion karena pandemi dan beberapa perbedaan yang semakin tidak terkendali. Kasus hukum yg dialami sang Capo, Claudio Galimberti dan larangan ke stadion lantaran pandemi menjadi dua faktor besar keputusan ini dibuat.

Setelah berbulan-bulan absen dari stadion, ketika mereka perlahan kembali ke tribun dengan kapasitas yang berkurang, kelompok yang lahir 23 tahun lalu dari persatuan beberapa jiwa pendukung Atalanta yang terorganisir telah bubar. Keputusan dibuat pada Selasa malam di "Covo", gudang tempat ratusan ultras bertemu setiap minggu untuk mengatur paduan suara, koreografi, dan perjalanan ke Italia dan Eropa, mengikuti tim Gian Piero Gasperini.

 

Selama bertahun-tahun pemimpin yang karismatik, Ill Bocia, telah jauh dari tribun, dilanda pertanyaan dan berbagai larangan akses ke pertandingan sepak bola. Pada akhir tahun 90-an ia mendirikan kelompok suporter Atalanta dan kemudian berhasil menggabungkannya dengan nama yang lain (Nomadi, Bna dan Wild Kaos) dalam satu entitas baru bernama Curva Nord Bergamo. Ini adalah musim baru bagi mereka, ditandai dengan bentrokan, tetapi juga oleh peristiwa eksentrik seperti gelaran Festa della Dea pada tahun 2013 (dengan tank menghancurkan dua mobil dengan warna Roma dan Brescia)

Galimberti pindah ke wilayah Marche, ia melakukan semacam pengasingan diri yang rusak pada beberapa kesempatan: kembali ke Bergamo di zona merah dalam masa pandemi. Menghadapi jarak ini, generasi yang lebih muda mencoba untuk menebus ketidakhadirannya, tetapi perubahan generasi terhambat oleh aturan pertandingan di masa pandemi dan tidak adanya pertandingan. Ill Bocia, akan kembali ke Bergamo untuk menghadiri pertemuan terakhir ujar salah satu ultras yang sudah lama mengikuti sosok karismatik ini.

 

Terlepas dari jarak dari stadion, ultras Atalanta telah membuat suara mereka terdengar melawan sepak bola yang telah menjadi "industri", siap untuk memulai kembali bahkan di saat-saat menyedihkan dari pandemi. Pada tanggal 26 Maret 2020, misalnya, Bocia sendiri telah menulis surat kepada presiden Percassi, dengan hipotesis penghentian pertandingan Atalanta: “Sekarang bersorak untuk gol Gomez tidak lagi masuk akal. Itu berarti menjadi egois dan tidak menghormati Bergamo yang secara tragis meninggalkan kita dan yang belum menangis! ". Spanduk menentang dimulainya kembali pertandingan pun diikuti di kota dan di tempat lain.

Gasperini pada konferensi pers mengatakan bahwa kita hidup di saat yang aneh dan dia benar. Dia menjelaskan bahwa tim harus menyeret penonton, tetapi pada titik ini, di Bergamo, sulit untuk setuju: moto yang selalu menjadi penyemangat seperti "beri tahu kami di mana dan kapan anda bermain, kami akan mengurus sisanya", karena fans Atalanta tahu apa yang harus dilakukan. Ketika anda membutuhkan dorongan untuk menang atau dukungan untuk tidak kalah: kami di sini, kami akan membantu anda. Ini selalu menjadi salah satu pilar pendukung Atalanta. Sebelum melihat hasilnya, semuanya tertinggal di tribun.

 

Kenyataannya baru dan kita harus menghadapinya. Tidak ada lagi kelompok yang menarik dan mengorganisir, tetapi orang-orang tidak menghilang secara tiba-tiba. Tentu saja, mungkin banyak wajah penting yang jauh dari stadion, tetapi sudah waktunya bagi semua orang untuk berkumpul di sekitar tim untuk membantu. Curva Nord Bergamo tidak lagi memiliki kesempatan untuk menunjukkan dirinya dan sekarang mereka melangkahkan kaki mereka ke suatu jalan bernama pembubaran. 

Your Cart

Your cart is currently empty.
Click here to continue shopping.