The Dog Saved Manchester United

The Dog Saved Manchester United

Manchester United, tim sepak bola yang penuh akan prestasi dan histori ini memang sudah menjadi raksasa sepak bola di dunia. Tim yang berhasil mencetak pemain bintang ini pun tidak pernah ragu ketika membentangkan layarnya dalam suatu turnamen. Mental dan kepercayaan diri yang tumbuh dalam tubuh Manchester United ini rupanya telah menjadi identitas walaupun terkadang mereka kesulitan ketika menghadapi lawannya dilapangan dan dengan susah payah bangkit dari keterpurukan yang mereka hadapi.

 

Dengan markas yang berjuluk “Theatre Of Dreams” yang dapat menampung 76.000 suporter ini memang sudah memastikan bahwa tim ini adalah tim yang siap mengarungi kejuaraan dengan percaya diri. Dengan stadion yang dapat menampung 76.000 suporter dapat dipastikan pula bahwa tim ini memiliki basis suporter yang sangat banyak dan hampir dalam setiap laganya tidak pernah terlihat sepi dari suporter dan penonton yang sudah dipastikan bahwa si setan merah seharusnya memiliki keuangan yang sangat baik dan sehat.

 

Menjadi salah satu tim yang berhasil mengukir keberhasilan bukanlah sesuatu yang dapat dinikmati begitu saja hingga hari ini. Tim yang berjuluk si setan merah ini memiliki banyak fans dari berbagai belahan dunia. Tidak heran jika kita bepergian kemanapun itu, kita akan dapat menemukan fans dari si setan merah ini. Sudah sejak lama suporter menjadi tulang punggung dari tim asal Manchester ini.

Manchester United dan suporternya memang sudah lama bahu membahu melakukan perjalanan panjang mereka hingga detik ini. Bukan hanya urusan didalam lapangan ketika dimana suporter melaksanakan kekhidmatan ritual mereka bagi Manchester United yang sedang mempertaruhkan nama mereka. Suporter Manchester United juga menjadi sosok yang turut membantu finansial tim yang sempat mengalami kondisi keuangan yang sangat buruk dan nyaris bangkrut ini.

 

Sebelum pembaptisan itu dilakukan, tim ini yang memiliki akar pada tahun 1878 rupanya memiliki nama Newton Heath L&YR FC yang diprakarsai oleh Lancashire and Yorkshire Railway Company, salah satu perusahaan kereta api terbesar yang berlokasi di Inggris Utara. Tim yang diperkuat oleh sebagian besar pekerja dari perusahaan ini juga sering disebut sebagai orang-orang yang tangguh dan rajin yang membentuk tim kuat, namun siapa yang mengira bahwa tim yang disokong oleh salah satu perusahaan kereta api terbesar ini sempat mengalami kekacauan dalam financial dan diselamatkan oleh seekor anjing St Bernard.

Hingga saat ini Old Trafford tidak pernah luput dari perhatian orang-orang yang mengunjungi kota Manchester. Theatre of dreams bukanlah bangunan pencakar langit dikota ini, bukan pula bangunan dengan fasilitas mewah dengan hiburan yang menjanjikan, hanya sebuah bangunan yang memiliki cerita besar yang menjadikan stadion ini menjadi salah satu bangunan ikonik bagi penggemar sepak bola. Stadion ini adalah bangunan yang telah bertahan selama ratusan tahun dan berdiri sebagai bukti dari apa yang telah dilalui oleh si setan merah selama ini.

 

The Theatre of Dreams dengan gagah telah menjadi saksi perjalanan tim asal Manchester ini. Mulai dari klub yang berada di ambang kebangkrutan, Munich Air Disaster, pemboman Perang Dunia Kedua, hingga prestasi yang buruk dan mengakibatkan degradasi, secara luar biasa hal itu masih menjadi kenangan manis bersama para pecinta Manchester United dan hal ini juga telah menjadi saksi klub yang diprakarsai oleh perusaaan kereta api dari Inggris Utara yang mencapai mimpi yang mustahil dan tumbuh menjadi raksasa olahraga dunia.

 

Namun, sebelum menjadi kisah sukses di dalam dan di luar lapangan, Manchester United harus bertahan hidup di hari-hari awal yang suram dari sistem liga Inggris hingga pada suatu ketika seekor anjing berhasil menyelamatkan si setan merah.

Saat masalah yang dihadapi oleh tim asam Manchester terus meningkat, Newton Heath pun mengalami degradasi dari Divisi Pertama setelah mereka bermain selama dua musim di Football League. Sebagian uang yang tersisa dari klub didapatkan dari kasus pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Birmingham Daily Gazette kepada mereka karena menggunakan "kebrutalan" dalam kemenangan 4-1 atas West Bromwich Albion.

 

Abad telah berganti, Newton Heath telah menjadi bagian dari tim Divisi Dua. Tetapi masalah keuangan tidak pula menemui titik cerah dan harapan pasti. Sebagai akhir dari masalah yang tampak di depan mata, William Halley sebagai pemilik klub membawa the Heathens ke pengadilan dalam upaya untuk mendapatkan kembali £ 242 yang menjadi hutangnya. Namun ketika klub gagal membayar hutang, klub ini pun merasa kewalahan dan hutang itu pun melonjak menjadi £ 2.500, dan Newton Heath kemudian dinyatakan bangkrut. Bank Street yang menjadi markas dari tim yang memiliki sebagian besar pemain karyawan perusahaan kereta api ini pun ditutup dan nasib buruk pula melanda tim lainnya seperti New Brighton Tower, Burton Swifts yang tampaknya ditakdirkan untuk menelan Newton Heath juga.

 

Kemiskinan klub ini dapat terlihat ketika di kaki kapten Harry Stafford ada kotak sumbangan. Newton Heath dibiarkan bertahan hidup dari sumbangan para penggemar. Karena penggalangan dana menjadi prioritas utama untuk bertahan hidup tim ini, Stafford pun memiliki peran penting. Di foto yang sama, mungkin kita semua akan terkejut ketika melihat seekor anjing berjenis St. Bernard bernama Major duduk di depan para pemain. Major memiliki peran yang lebih besar daripada para pemain itu sendiri.

Keterpurukan klub yang kekurangan uang pada Februari 1901 dan Stafford, yang tercatat dalam sejarah sebagai kapten Manchester United pertama, menanggung beban untuk mengumpulkan sejumlah uang untuk Heathens. Seorang bek berbakat yang bergabung dengan klub pada tahun 1896 dari Crewe Alexandra, Stafford membuktikan dirinya sebagai kapten terbaik pada tahun 1897.

 

Pada bulan Februari 1901, dia memimpin dalam menyelenggarakan bazar penggalangan dana selama empat hari di St. James Hall di pusat kota Manchester dalam upaya untuk menghasilkan pendapatan yang sangat dibutuhkan Newton Heath. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan, untuk memulihkan lebih dari sepertiga dari utang yang harus mereka bayar senilai £ 2.670. Menyadari bahwa hanya sedikit uang yang dikumpulkan dari bazar, cara alternatif untuk mengumpulkan uang pun muncul ke permukaan. Seekor anjing berjenis St Bernard bernama Major dengan kaleng di lehernya dikirim ke seluruh kota untuk mengumpulkan uang receh yang mereka butuhkan.

 

Terlepas dari upaya Stafford, bazar gagal mendapatkan uang yang mereka butuhkan, dan pada sore hari di hari terakhir bazar yang berlangsung di pusat kota, Major dinyatakan menghilang. Sepertinya secercah harapan telah lenyap dan terkubur hidup-hidup. Para pemain klub, terutama Stafford, merasa frustasi dan putus asa. Jika malapetaka yang akan datang tidak cukup, ini adalah tamparan keras bagi mereka dan kota Manchester. Mereka telah kehilangan apa yang situs resmi Manchester United sebut sebagai maskotnya.

 

Namun, keputusasaan itu tidak berlangsung lama ketika rekan satu tim Stafford melihat iklan tentang seekor anjing yang ditemukan di sebuah pub yang berada di bawah Manchester Brewery Company yang terkenal. Dengan tidak ada ruginya dan segala keuntungan, pencarian Major pun dimulai. Sepertinya akar dari Manchester United ini sudah ditakdirkan menjadi salah satu tim raksasa dunia, seorang pria bernama John Henry Davies lah yang menemukannya. Pria yang lahir di Staffordshire, Davies telah mengambil alih Walker dan Homfray Brewery pada tahun 1902 dan hampir mengambil kendali penuh atas Manchester Brewery, yang menjalankan sejumlah besar pub di Salford dan Manchester.

Pada saat itu, Davies sedang mencari seekor anjing untuk diberikan kepada putrinya pada hari ulang tahunnya yang akan datang. Ketika dia menemukan Mayor, dia tahu dia telah menemukan anjing yang tepat, dan memberi tahu Stafford ketika mereka bertemu di salah satu pabrik milik Davies. Sebuah kesepakatan telah diusulkan, dan persyaratan yang ditawarkan memenuhi permintaan kedua belah pihak. Davies akan membeli Newton Heath, dan mengambil Major sebagai tanda terima kasih. Sayangnya, anjing itu tidak lagi menjadi milik Stafford atau Newton Heath, tetapi setidaknya klub ini akan bertahan.

 

Gayung bersambut, pada bulan Maret tahun 1902, sebuah pertemuan diadakan di New Islington Hall untuk membahas masa depan klub dalam waktu dekat. Stafford mengumumkan bahwa dia telah setuju untuk menginvestasikan £200 di Newton Heath, bersama dengan Davies dan tiga pengusaha lokal lainnya di Manchester. Hal ini terjadi pada saat klub sangat membutuhkannya dan dua bulan setelah perintah penutupan Bank Street dikeluarkan.

 

Begitu Davies mengambil alih, dia berniat untuk memaksakan kendali atas urusan di Newton Heath. Dia melunasi semua hutang klub dan memulai perjalanan yang akan menjadi saksi Newton Heath berubah menjadi tim raksasa seperti sekarang ini.

 

Bagian penting dari awal yang baru itu adalah mengubah warna klub menjadi merah dan putih dari hijau dan emas. Ernest Magnall, yang telah membantu Burnley bertahan dari degradasi dan mempertahankan mereka selama masa-masa sulit, diangkat sebagai manajer. Nama klub juga diubah dan dipandang sebagai bagian yang sangat diperlukan untuk menandai awal yang baru. Bagaimanapun, Newton Heath sebenarnya tidak berada di Heath selama hampir satu dekade.

 

Pertemuan lain pun akhirnya diadakan pada bulan April 1902 dan topik diskusi ini adalah nama klub. Seorang penggemar berusia 19 tahun bernama Louis Rocca menyarankan 'Manchester United', tetapi tidak terlalu diminati. Nama 'Manchester Central' dan 'Manchester Celtic' diajukan, tetapi yang pertama ditolak karena terdengar seperti stasiun kereta api sementara yang terakhir ditutup dengan cepat karena hubungan industrinya. Semuanya berawal dari nama yang pertama kali diusulkan oleh Rocca, Manchester United.

Rocca kemudian menjadi kepala pengatur pertandingan Manchester United. Dia mengambil peran sebagai roles of scout, asisten manajer, dan manajer sementara. Dia juga dituliskan sebagai orang yang menghubungkan United dengan Matt Busby di awal 1940-an. Dia tetap menjadi salah satu pahlawan Setan Merah yang paling kurang dihargai.

 

Setelah pertemuan pada bulan April 1902 berakhir, Major pun diberi hadiah, dan dia menghabiskan sisa hidupnya dengan cinta dan kasih sayang, seperti yang dia lakukan selama bertahun-tahun bersama Harry Stafford dan Newton Heath. Lagipula, jika bukan karena dia, mungkin tidak akan pernah ada tim raksasa asal Inggris yang memiliki segudang prestasi dan histori bernama Manchester United.

irfan fauzi

sangat senang dengan adanya web zine kang bisa buatcnambah wawasan dan seru juga buat teman-teman lain untuk dibaca pas waktu ngabuburit hehehe boleh share ya ink?😊😅

Your Cart

Your cart is currently empty.
Click here to continue shopping.