KATA SIAPA FRIDAY I’M IN LOVE LAGU CINTA?

KATA SIAPA FRIDAY I’M IN LOVE LAGU CINTA?

I don't care if Monday's blue, Tuesday's grey and Wednesday too, Thursday, I don't care about you, It's Friday, I'm in love. Gak usah sambil nyanyi juga kali bacanya hahaha. Siapa juga ya yang gak tahu lagu Friday I’m in Love nya The Cure. Ada juga sih yang gak tahu, gak semua orang harus tahu dan gak semua orang pasti tahu juga kan ya lagu iconic satu ini. Kaya misalnya mungkin die hard fan Morrissey yang ikut-ikutan gak suka sama Robert Smith. Eh, tapi fyi, Morrissey udah gak marahan sama Robert Smith, udah pada tua juga kali ya, jadi udah males marah-marahan.

Balik lagi ke The Cure, katanya band terbentuk di tahun 1976 ini mau ke Jakarta, Indonesia. Tapi masih kabar burung kan ya. Mudah-mudahan jadi deh, mau maksain juga buat liat mbah Robert Smith dengan dandanan muramnya ngebawain beberapa lagu andalan mereka dengan ekspresi muka yang sendu mendayu dayu hahaha. Satu pesan buat kamu, atau kalian yang bikin isu The Cure mau ke Indonesia, terima kasih telah berhasil membuat saya pusing dan menanti-nanti selama ini dalam ruang kegelisahan hahaha.

Bagi beberapa orang atau mungkin ya banyak orang yang suka atau menggilai band yang menjadi salah satu cikal bakal hadirnya genre goth-rock ini, lagu Friday I’m in Love jadi lagu yang sangat amat familiar. Ya mau gak familiar gimana, lagunya emang enak, terus mudah dicerna juga. Terus liriknya cuma nyeritain dari hari senin sampai hari minggu, cukup gampang kan ngapalin liriknya juga. Eh iya, ternyata band ini dulunya pernah beberapa kali ganti nama loh, mulai dari The Obelisk, Malice, Easy Cure sampai akhirnya menjadi The Cure, biar lebih nge-punk katanya.

Nah, karena sekarang saya mau nulis tentang lagu Friday I’m in Love, otomatis saya harus ngasih tau dong seberapa istimewanya hari Jumat ini, atau ya bahasa Inggris nya kan Friday ya. Bagi beberapa agama, hari Jumat ini dijadikan hari yang cukup istimewa, walaupun hari-hari lain pun menurut saya terasa sangat amat istimewa. Bagi agama Islam, hari Jumat adalah hari yang sangat dimuliakan, karena nabi Adam AS sebagai manusia pertama diciptakan pada hari Jumat. Sedangkan bagi umat Nasrani, ada juga perayaan Jumat Agung, dimana hari tersebut adalah hari peringatan Penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di Golgota. Kalau buat umat Hindu, hari Jumat disebut juga hari Pangredanaan. Hari dimana Watugunung menyembah Dewa Siwa. Umat Hindu biasanya merayakannya dengan berkunjung ke Kuil, cmiiw.

Namun, selain dari itu hari Jumat juga rupanya menjadi hari yang cukup istimewa bagi Robert Smith, satu-satunya personel The Cure yang tersisa. Pada tahun 1992, atau waktu dimana lagu Friday I’m in Love yang ada di dalam album Wish bakalan rilis. Si mbah mengatakan kepada awak media "Lemparkan tangan Anda ke udara, mari kita dapatkan rekaman yang bahagia" ujar pria berusia 64 tahun tersebut.

Tapi memang begitu adanya, Friday I’m in love emang jadi satu dari sekian banyak lagu yang menggambarkan kebahagiaan buat banyak orang. Dari judulnya aja udah ada kata “I’m in Love” masa iya enggak bahagia atau malah bermuram durja kan. Lagu satu ini juga jadi lagu andalan banyak orang buat bikin insta story di hari Jumat yang menyenangkan, mau lagi bareng racapnya, mau lagi bareng keluarganya, fotoin sepatu atau kegiatan menyenangkan lainnya, gak sedikit orang-orang pasti kalau bikin instastory di hari Jumat pasti pake lagu Friday I’m in Love. Tapi emang iya ya Friday I’m in Love tuh lagu cinta? Masa iya sih?

 

FAKTA DI BALIK LAGU FRIDAY I’M IN LOVE

Friday I’m in Love adalah satu dari 12 lagu yang ada di dalam album ke-sembilan yang berjudul Wish dan dirilis pada 21 April 1922 oleh Fiction Records di Britania Raya dan Elektra Records di Amerika Serikat. Tapi, si Friday I’m in Love ini enggak jadi single dari album ini, padahal kan biasanya lagu jagoan dari suatu album pasti jadi single buat album tersebut ya.

Single yang Robert Smith dan personel lainnya pilih malah lagu “High” tapi itu bukan pilihan yang salah juga. Lagu kedua dari album Wish ini berhasil bertengger di urutan 42 di Billboard Hot 100 dan urutan ke 8 di Inggris. Gayung bersambut, pada 15 Mei 1992, Friday I’m in Love hadir ke permukaan untuk pertama kalinya. Lagu yang ngomongin tentang hari Jumat ini ternyata rilis juga, dan yang pasti, hari Jumat.

Konon, pada saat itu, perilisan sebuah lagu atau album tuh biasanya di hari Senin. Tapi lagu ini rilis di hari Jumat, mungkin supaya nge-match aja kali ya sama judulnya. Hal ini jelas berdampak dong, lagu tersebut merosot ke ujung bawah Top 40 setelahnya. Hanya dua hari penjualan, tepatnya di Nomor 31.

Tapi, minggu berikutnya, setelah video clip dari lagu hari Jumat ini rilis, lagu yang nyeritain dari hari senin sampai hari minggu berhasil meroket ke nomor 8 dan bertengger di posisi ke enam, tujuh hari kemudian. Emang lagunya pop banget, mudah dicerna dan yaaa relate banget sama kehidupan pada saat itu. Hal ini jelas menjadi sesuatu yang sangat berharga dan menghasilkan platinum bersertifikat di Inggris. Lagu ini juga jelas, jadi lagu favorit pada saat itu. Radio dan stasiun televisi juga turun mengangkat lagu yang ternyata rilis di hari Jumat tersebut, amaziiiiiiiiing.

Fyi, The Cure ngegarap album ini di tahun 1991. Mereka ngerekam album Wish ini di studio terkenal di Inggris milik Richard Branson, The Manor Studio. Studionya emang cukup jauh, bisa dibilang ada di area pedesaan, tepatnya di Shipton-on-Cherwell dan di ujung jalan dari desa Thrupp dan nama daerahnya atau tempatnya dikenal dengan nama Village of Thrupp. Konon, The Cure kembali menghidupkan kembali mesinnya dikarenakan dampak dari band-band shoegaze kaya My Bloody Valentine kalo di Inggris sama aksi terkenal dari band grunge kenamaan asal Amerika Serikat, Nirvana. Akhirnya Robert Smith dan komplotannya nyalain lagi alat musik buat garap album Wish ini. Soalnya, album terakhir mereka pada saat itu kan album Disintegration yang rilis di tahun 1989.

Balik lagi ke Friday I’m in Love. Robert Smith secara yakin kalau dia dengan tidak sengaja telah mencuri komposisi dari salah satu musisi. Hal ini dikarenakan pada saat itu Robert Smith dalam keadaan paranoia narkoba. Hal ini juga yang mengakibatkan dia memanggil dan menghubungi semua orang yang ia kenal. Ia menanyakan kepada semua orang yang ia hubungi, apakah mereka pernah memainkan lagu tersebut? Dan apakah mereka pernah mendengar lagu serupa sebelumnya? Tapi, semua orang yang Robert Smith hubungi menjawab “Tidak” dan gak ada satupun dari mereka yang memiliki komposisi tersebut. Dan akhirnya, Robert Smith menyadari dan yakin bahwa komposisi lagu tersebut memang miliknya. 

“Ini adalah progresi akor yang sangat bagus,” katanya, “dan saya tidak percaya tidak ada orang lain yang menggunakannya. Saya bertanya kepada begitu banyak orang pada saat itu, lagi pula saya terkena paranoia narkoba dan berpikir 'Saya pasti telah mencuri ini dari suatu tempat, saya tidak mungkin menemukan ini.' Saya bertanya kepada semua orang yang saya kenal, semua orang. Saya akan menelepon orang-orang dan menyanyikannya dan pergi, 'Pernahkah Anda mendengar ini sebelumnya? Disebut apakah itu?' Mereka akan bersikeras bahwa mereka tidak pernah mendengarnya.” Ujar pria berusia 64 tahun tersebut. "Friday, I'm In Love bukanlah karya jenius," tambahnya.

Sebenernya lagu ini tuh dibuat lebih lambat pada awalnya, dibanding versi yang ada di album Wish yang terkesan lebih ceria. Tapi, pada saat rekaman, secara tidak sengaja dipercepat seperempat nada. “Itu adalah sebuah kecelakaan,” aku Smith kepada Guitar Player pada bulan September 1992, “meskipun menyenangkan. Saya sedang bermain dengan pengatur nada dan lupa mematikannya.” Untungnya, dia menyukai efek yang dihasilkan. “Seluruh nuansa berubah, dan fakta bahwa itu adalah satu-satunya lagu di Wish yang tidak ada dalam nada konser benar-benar mengangkatnya dan membuatnya terdengar berbeda. Setelah mengerjakan rekaman selama berbulan-bulan, mendengar sesuatu dengan nada seperempat membuat otak Anda mundur selangkah.” Kebayang gak sih waktu Robert Smith sadar kalau lagunya lebih cepat dari sebelumnya? Kayanya mukanya langsung mengerut sambil ngomong ke personel lainnya “loh kok jadi gini?” hahahahaha. Dia juga sempat pesimis loh ke lagu ini, soalnya dia pernah ngomong ke awak media "Itu hanya lagu pop yang sangat naif dan bahagia,"

 

Nah, sekarang kita ngomongin liriknya ya. Kalau ngomongin kata “Love” sebagian orang pasti kepatok sama jatuh cinta sama lawan jenis, ya walaupun gak semua kan yaaa, karena kata cinta bisa disematin ke objek apapun, anjuuuuuy. Tapi, ternyata Friday I’m in Love ini dibuat atau ditulis buat anak sekolah dan para pekerja. “Saya ingat mengemudi pulang pada suatu Jumat sore untuk libur akhir pekan. Saya mulai memikirkan urutan akor yang sangat bagus ini. Jadi saya berbalik dan kembali. Kami benar-benar merekamnya Jumat malam itu. Jadi sejak saat itu selalu disebut 'Jumat'. Kemudian, ketika saya akan membuat kata-kata untuk itu, saya berpikir, mengapa saya tidak membuat lagu tentang perasaan hari Jumat itu? Itu adalah hal yang Anda miliki di sekolah, dan banyak orang bekerja di pekerjaan yang tidak mereka sukai. Sehingga perasaan Jumat sore adalah hal yang dinanti-nantikan.” Ternyata direkam dan diolahnya hari Jumat juga, bener-bener ini lagu.

Jadi, ternyata, lagu ini ditulis dan dicipatain buat orang-orang yang sangat amat menunggu hari Jumat, khususnya Jumat sore. Karena kan Jumat sore tuh hari terakhir dalam aktifitas normal, kaya misalnya anak sekolah yang Sabtu sama Minggunya bakalan libur, para pekerja juga sama kan ya. Kecuali buat kalian para freelancer atau para pekerja yang hari Sabtu nya harus masih kerja atau hari Minggu nya masih aja dikerjain sama perusahaan tempat kalian kerja, lagu ini sama sekali gak cocok! Hahahaha becanda deng. Semua lagu kan cocok ya buat didengerin kapan pun, termasuk Friday I’m in Love, atau Saturday I’m in love? Atau Sunday I’m in Love? Atau bahkan, No More Love? Wkwkwkwk becanda.

Ngomongin Friday I’m in Love lagi. Lagu ini berhasil menjadi sesuatu yang sangat amat identik sama si The Cure. Mau gak identik gimana, orang kalo ngomongin Friday I’m in Love pasti langsung tertuju ke band asal Inggris ini kan. Lagu ini juga berhasil membawa komplotan Robert Smith ke tahta dan kejayaannya.  Friday I'm In Love berhasil jadi hit 40 teratas Amerika terakhir hingga saat ini. Warisan lagu tersebut telah berkembang sejak rilis, dengan banyaknya penggunaan di acara TV dan film, dan (terutama) menjadi fitur media sosial yang berulang pada hari Jumat selama tahun-tahun di segala platform media sosial.

Robert Smith rupanya telah berhasil menggambarkan perasaan yang dirasakan banyak orang yang melakukan banyak aktifitas dari hari Senin yang menyedihkan, hari Selasa dan Rabu yang sangat “gloomy” ketidak pedulian terhadap hari kamis, hingga hari yang sangat ditunggu-tunggu akhirnya tiba, Jumat! Mungkin, Robert Smith dengan sengaja membuat para pendengarnya merasa bahagia dan tidak sabar untuk lebih banyak kebahagiaan. Ini adalah momen indah dari paradigma yang diposisikan terbalik yang menyatu untuk membuat satu momen kegembiraan organik yang indah. Robert Smith, bintang pop yang sangat jenius.

Tapi, lagi-lagi si mbah Robert Smith mengungkapkan emosi campur aduk tentang daya tarik massa lagu tersebut. Sementara lagu tersebut memperluas audiens mereka, Robert Smith kadang-kadang mengecam penggemar baru yang berhasil terjebak dengan lagu hari Jumat ini. “Orang-orang yang menyukai Friday I'm in Love sebenarnya bukanlah penggemar the Cure,” katanya kepada Musikexpress pada tahun 2000. “Mereka ' bukan orang yang membeli catatan saya”.

Dia juga dengan terus terang berbicara tentang lagu tersebut dalam sebuah wawancara dengan majalah SPIN di mana dia sedikit kurang bersemangat tentang lagu tersebut: “'Friday I'm In Love' adalah lagu pop yang bodoh, tetapi sebenarnya cukup bagus karena sangat tidak masuk akal. Itu sangat di luar karakter, sangat optimis dan benar-benar di luar sana, di tanah yang bahagia. Sangat menyenangkan untuk mendapatkan penyeimbang itu. Orang mengira kami seharusnya menjadi pemimpin semacam 'Gerakan Kesuraman'. Saya bisa duduk dan menulis lagu-lagu suram sepanjang hari, tetapi saya tidak mengerti maksudnya.” Ujar Robert Smith pada Spin, Juni 1992 mengenai lagu Friday I’m in Love.

"Lirik pop yang benar-benar bodoh jauh lebih sulit untuk ditulis daripada curahan hati saya yang biasa." Smith melanjutkan dengan senyum masam di wajahnya: “Saya memeriksa ratusan lembar kertas mencoba mendapatkan kata-kata untuk rekaman ini. Anda harus memukul sesuatu yang tidak membuat ngeri, kesederhanaan dan kenaifan yang berkomunikasi. Ada kebodohan semacam retakan. Kami selalu membawakan lagu pop. Hanya kadang-kadang mereka terlalu murung, agak putus asa.” Tambahnya.

Meskipun Robert Smith ngerasa Friday I’m in Love menjadi salah satu lagu yang dia gak suka, lagu ini tetep aja dia bawain di beberapa konsernya. Lagu ini juga berhasil mengangkat mereka, walaupun banyak juga lagu The Cure yang bagus, malah pake banget. Dibalik kepopuleran Friday I’m in Love, Robert Smith tetep aja ngeluh, udah terkenal kok malah tetep ngeluh sih mbah, gimana sih. Dia juga pernah ngomong ke salah satu awak media mengenai hal ini “Kami telah menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menjadi terkenal. (Ketika) itu terjadi, saya merasa sangat tidak nyaman. Untuk waktu yang lama, saya tidak menyukai lagu-lagu tertentu karena saya berpikir, 'Kamu yang harus disalahkan, bajingan. Anda membuat saya populer.' 'Friday I'm In Love' adalah contoh sempurna.” Ujar Robert Smith.

Tapi, dibalik semua itu, dia juga ngerasa seneng. Ya gak seneng gimana, dari awal prosesnya, terus waktu dia ngehubungin banyak orang mengenai komposisi lagu yang ternyata “original” terus segalanya dilakuin di hari Jumat, entah itu semua secara kebeneran, gatau cuma buat ngegoreng lagu ini gatau apapun itu, yang pasti ternyata dia suka sama lagu ini. "Di album yang sama ada lagu-lagu yang telah saya buat dan saya pikir pada saat itu jauh lebih baik, tapi Friday mungkin adalah lagu dari album Wish yaitu lagu THE." Lebih jauh lagi, berkali-kali dia juga menyebutnya sebagai "salah satu dari tiga single Cure favorit saya". Tapi itu pasti telah dikatakan pada saat ia ngelantur, pusing ah hahaha. Oh iya, awalnya lagu ini cuma dikasih judul “Friday” aja, tapi akhirnya yang udah ditulisin di atas, jadi Friday I’m in Love.

Jadi, meskipun lagu ini mungkin mengganggu sekaligus jadi lagu favorit Robert Smith, dan apapun yang di omongin Robert Smith mengenai lagu wajib di hari Jumat ini. Friday I’m in Love bakalan cocok banget buat dimainkan di hari Jumat untuk menyambut hari bahagia kedepannya, hari libur misalnya. Atau bisa juga didengerin buat nemenin jam kerja, atau apapun yang kalian mau. Jadi, nikmati lagu pop yang penuh akan polemik tapi diracik dengan cara yang cukup brilian ini. Akhir kata, “Friday I'm in Love” rasanya jauh lebih manis dan bersemangat tanpa kalian harus buka kamera depan ponsel pintar dan mengarahkannya ke depan wajah kalian! Thank you, Dankie, Syukron, Obrigado, Xie-xie, Grazie, Gamsahamnida, Merci, Gracias, hatur nuhun  Robert Smith dan The Cure.

Your Cart

Your cart is currently empty.
Click here to continue shopping.